Tak Tahan Dibully, Santri Asal Bener Meriah Kabur dari Medan ke Banda Aceh

BERITA, DAERAH295 Dilihat

Acehupdate.net, BANDA ACEH – Seorang santri asal Bener Meriah, berinisial ZAT (14) nekat kabur dari salah satu pondok Pesantren di Medan, Sumatera Utara lantaran tak tahan sering dibully oleh seniornya. ZAT nekat menumpang bus ke Banda Aceh untuk melarikan diri sebelum akhirnya ditemukan di Nagan Raya.

Kapolsek Kutaraja Banda Aceh AKP Bambang Junianto mengatakan awalnya ZAT pergi ke terminal bus, pada Jumat, 28 Februari 2025, dan berbohong kepada petugas loket jika dirinya memiliki keluarga di Banda Aceh.

“Pihak loket sempat nanya dia warga mana, kenapa gak pulang ke Bener Meriah aja. Dia bilang takut ayahnya marah kalau tahu dia kabur. Dia ngaku di Banda Aceh ada keluarga, padahal tidak,” kata Bambang, Jumat, 7 Maret 2025.

Karena masih di bawah umur, pihak bus tetap mengawasinya selama perjalanan dengan pengawasan ketat. Saat tiba di Terminal Bus Kota Banda Aceh, ZAT langsung pergi ke Masjid Raya Baiturrahman. Di sana ia bertemu dengan seorang teman yang juga merupakan warga Bener Meriah.

Tapi saat itu, kata Bambang, orangtua ZAT belum mengetahui anaknya kabur dari pesantren.

“Kepada temannya dia cerita lagi kabur, sudah disarankan untuk pulang, tapi dia tidak mau, takut ayahnya marah katanya. Akhirnya minta dicarikan kerja,” kata Bambang.

Di sana, kata Bambang, teman ZAT kemudian mengenalkannya kepada Samsul (46), seorang pengusaha odong-odong. Samsul yang saat itu tengah mencari pekerja di cabang barunya, tanpa curiga langsung mengajak ZAT ikut ke Nagan Raya.

“Samsul yang tidak tahu bahwa anak ini kabur, akhirnya mengajaknya ke Nagan Raya untuk membantu mengelola bisnis odong-odongnya,” ujarnya.

Keberadaan ZAT akhirnya terungkap setelah Samsul melihat laporan anak hilang di media sosial, usai orang tua ZAT mengetahui sang anak kabur setelah menanyakan kabar ZAT kepada pengelola pesantren.  Mengetahui informasi tersebut, Samsul segera melaporkan keberadaan ZAT ke orang tua dan pihak kepolisian.

“Setelah mengetahui bahwa anak ini sedang dicari orang tuanya karena kabur dari pesantren, Samsul langsung menghubungi pihak keluarga dan kami. Kami pun segera berangkat ke Nagan Raya untuk menjemputnya,” ujar Bambang.

Setelah dilakukan koordinasi, ZAT akhirnya dibawa kembali ke Banda Aceh sebelum dipulangkan ke keluarganya di Bener Meriah. Kini, katanya, ZAT telah kembali ke keluarganya. Orang tuanya juga menerima kejadian ini dengan ikhlas.

“Walaupun keluarganya menerima kejadian ini dengan ikhlas, mereka akan melaporkan kasus perundungan yang dialami anaknya ke pihak pesantren,” kata Bambang.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *