Pernyataan Ketua DPRA Bisa Memantik Perpecahan Mualem – Dek Fad

BERITA, DAERAH268 Dilihat

Acehupdate.net, BANDA ACEH –– Pernyataan Ketua DPRA Zulfadli yang menuding Wagub Aceh Fadhlullah sebagai dalang di balik SK pengangkatan Plt. Sekda Aceh Alhudri dinilai tidak pantas.

Mengingat hal itu disampaikan Zulfadli dalam kapasitas sebagai Ketua DPRA secara terbuka dalam sidang Paripurna DPR Aceh, Jum’at malam (21/2).

Penilaian itu disampaikan oleh Anggota DPD RI asal Aceh Sudirman atau Haji Uma, dalam keterangannya, Sabtu (22/2).

Menurut Haji Uma, pengangkatan Alhudri sebagai Plt. Sekda Aceh ditandatangani Muzakir Manaf atau Mualem selaku Gubernur Aceh, terlepas atas usulan siapa, namun Gubernur Aceh tentu tidak luput dari berbagai pertimbangan sebelum melakukan penetapan apalagi pengangkatan Sekda Aceh

“Menurut hemat saya, hal itu sangat tidak pantas diutarakan oleh Ketua DPRA apalagi dalam rapat paripurna. Mestinya dapat dikomunikasikan secara langsung dengan pihak terkait, termasuk Mualem. Bukan malah diumbar secara vulgar ke publik,” ujar Haji Uma.

Haji Uma menambahkan, jika Ketua DPRA berpendapat demikian untuk Dek Fad, maka sama halnya menjatuhkan Mualem dengan membangun opini publik bahwa gubernur tidak mampu menilai dan mempertimbangkan pejabat yang ditunjuk.

Lebih lanjut Haji Uma menambahkan sejatinya dua lembaga ini bersinergi untuk sama-sama membangun Aceh dan menciptakan iklim harmonis damai dan menjadikan pendidikan yang bermartabat untuk anak bangsa, bukan malah memunculkan spekulasi gaya premanisme dan menjatuhkan martabat lembaga DPRA.

Untuk itu, dirinya mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh mengawal pemerintahan Aceh agar berjalan baik seperti yang dicita-citakan bersama.

Bukan malah sebaliknya memantik dishormanis yang nantinya berdampak terhadap kepemimpinan pemerintahan dan pembangunan Aceh.

“Kita berharap kepemimpinan Mualem dan Dek Fad berjalan harmonis sehingga seluruh program pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat dapat berjalan seperti yang kita cita-citakan bersama.

Perlu kita kawal bersama, bukan sebaliknya malah memantik perpecahan yang berdampak destruktif bagi Aceh ke depannya,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *