BANDA ACEH – Pendiri dan Pembina Yayasan Abulyatama Aceh, Rusli Bintang, mengutuk aksi unjuk rasa brutal di kampus yang dibangunnya. Menurutnya, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh sekelompok orang kemarin adalah perbuatan yang terkutuk.
“Perbuatan mereka itu terkutuk. Ada korban yang meninggal. Dan saya melihat kelakuan mereka menganiaya Satgas saya di kebun belakang masjid. Itu perbuatan terkutuk,” kata Rusli, dalam keterangannya Jumat, 18 April 2025.
Rusli mengaku telah mengetahui aktor-aktor dibalik unjuk rasa tersebut. Menurutnya, demo kemarin terkoordinir, sehingga kerusuhan memang dirancang. Sekelompok orang sengaja berada di rumah Rusli di samping kampus dan melempari mahasiswa dengan batu.
Orang-orang itu, kata Rusli, tidak pernah diizinkan masuk ke rumahnya.
“Saya haramkan dan saya kutuk sampai kapanpun mereka yang melempari mahasiswa dari rumah saya. Mereka sungguh laknat,” kata Rusli.
Rusli juga mengutuk orang-orang yang menuduh Satgas yang telah dibentuknya dengan resmi melalui Yayasan Abulyatama Aceh.
“Mereka saya yang meminta untuk menjaga kampus,” kata dia.
Rusli memastikan akan meminta pertanggungjawaban semua pihak yang telah menggalang aksi unjuk rasa yang merusak kampus dan menyebabkan seorang Satgas meninggal dunia dan berapa lainnya luka-luka.
Menurut Rusli kampus itu didirikannya pada 1983.
“Kenapa mereka mengusik saya di situ. Saya masih hidup. Dari kampus itu saya menyantuni anak-anak yatim,” kata Rusli.
Dia juga memastikan akan memberi santunan kepada keluarga Wahidin, Satgas yang tewas saat mengamankan aksi unjuk rasa di Universitas Abulyatama, Lampoeh Keudee, Aceh Besar, pada Kamis kemarin.
“Anak-anaknya yang sudah yatim, saya sekolahkan sampai perguruan tinggi. Keluarganya juga saya santuni,” kata Rusli Bintang.***