Ada Surga di Madinah (Sebuah Perjalanan Spiritual)

OPINI164 Dilihat

Oleh : Amrina Habibi, Sh, MH

 

Memasuki hari-hari terakhir perjalanan umrah pada januari tahun 2025 bersama dengan sejumlah jamaah dengan bendera Travel Kaifa Banda Aceh kami tiba  di Kota Madinah dengan perasaan haru biru yang sulit untuk dilukiskan. Memang terasa lebih ideal setelah berjuang dan mengeluarkan energi cukup besar pada pelaksanaan umrah wajib dan sunat di Kota Mekkah maka mengakhiri perjalanan di Madinah ibarat mendapatkan air di padang pasir.

Madinah begitu sejuk bahkan sangat dingin untuk ukuran orang Aceh yang daerah tropis dan suhu 12 derajat kebawah tidak cukup bersahabat bagi sebahagian orang walaupun sudah dengan kesiapan kelengkapan baju dingin dan atribut pelengkap lainya. Banyak Jamaah terserang demam, flu dan batuk berat. Tetapi dingin tak menjadi penghalang buat pencari berkah Ilahi.

Derap langkah jamaah menyusuri lorong lorong hotel terpadu dengan pertokoan yang sangat rapi karena arsitektur yang indah menjadi bukti keimanan dari para jamaah seantero dunia. Mata tak berhenti berkedip ketika melihat kokohnya bangunan, kerapiannya, bahkan muncul berbagai pertanyaan dalam benak kenapa gedung gedung ini tidak sama dikampung kami dan saya berkenyakinan sepenuhnya bahwa  gedung gedung ini dibangun dengan standar dan kualitas yang sangat tepat sehingga aman, nyaman bahkan mengandung unsur estetika yang tinggi dan juga sekaligus inklusif untuk kelompok rentan dan marginal.

Madinah ibarat bunga yang sudah berkembang dan terus dilakukan cloning untuk hasil yang sulit dilukiskan tanpa melupakan jejak perjalanan Baginda Rasullullah SAW dan Al-Quran sebagai kitab suci agama Islam dicetak dengan kualitas terbaik dan ini dilakukan oleh percetakan Al-Quran Raja Fadh  yang didirikan pada Tahun 1984 dan merupakan salah satu percetakan Al-Quran terbesar didunia dan sebenarnya telah beroperasi sejak tahun 1960-an.

Percetakan Al- Quran raksasa peninggalan Raja Fadh ini menurut saya sangat fenomenal, sebuah bangunan yang terlihat sangat biasa dari luar tetapi begitu antrian berjalan baris satu memasuki sebagian area dalam percetakan, terlihatlah kemewahan dan suana percetakan kualitas terbaik adanya,bangunan ini dikelilingi dengan taman bunga yang rapi dan saat kita mengangkat wajah keatas juga terlihat istana raja yang sangat megah diatas bukit.

Sepanjang antrian ada pemandangan yang membuat kita tak berhenti berucap kagum dan Syukur , pada sebagian sisi kanan dalam lemari lemari besar terpajang macam cetakan Al-Quran sesuai tahun percetakan dengan ukuran variatif dan sisi kiri terlihat bagiamana mesin Percetakan besar dan segala macam kelengkapannya yang sangat rapi,bersih, tertata dengan baik tak terlihat sama sekali ada bagian kertas yang tercecer.Menjelang akhir sisi antrian pada arah  keluar kita dapat hadiah Al-Quran dan tentu menjadi satu kenang- kenangan yang sulit diberi makna dan sangat bermakna.

Layanan hadiah Al-Quran yang iklusif

Untuk pengunjung /jamaah umrah dengan disabilitas dan lanjut usia terlihat juga  disediakan layanan khsusus dengan adanya  beberapa kursi sehingga mareka tidak perlu mengantri panjang untuk mendapat hadiah Al-Quran,mareka cukup duduk dan nanti akan ada petugas yang akan memgambil Al-Quran dan diberikan kepada yang bersangkutan.dan jika satu Al-Quran tidak cukup maka juga ada bagian penjualan dibagian luar macam counter bank ditempat kita untuk transaski pembelian Al-Quran dan harga tentu sesuai dengan ukuran yang kita pilih.

Aneka Juadah ada di Madinah

Bukan hanya sekedar kurma,kismis, kacang ataupun coklat, tapi segala jenis makanan dan oleh oleh bisa kita nikmati dan beli sebagai cindremata/hadiah/buah tangan atau buah mulut di Madinah. Mulai dari Mall kecil,Besar bahkan berbagai kedai kedai kecil macam ala-ala anak muda dan eye catching juga menjadi suguhan yang sangat elegant dan menarik.

Urusan belanja jamaah Indonesia apalagi orang Aceh rasanya menjadi jamaah yang paling royal dan suka belanja. “Abeh ubee Abeh Hana Masalah, Ubena Peng lam keh Hana Payah Puwo”  dan saya yakin Ketika berbelanja  bukan sekedar belanja tapi karena belanja yang mengandung unsur sedekah karena pasti akan dibagi dengan saudara ketika telah tiba dikampung halaman nanti.

Raudhah

Taman surga/Raudhah adalah bagian dari Masjid Nabawi yang pastinya menjadi tujuan utama dari semua jamaah, Raudhah berada dibawah kubah hijau dan ba`da Subuh pasti akan ada antrian panjang dengan jumlah besar menunggu giliran masuk ke Raudhah dan masuk Raudhah menjadi  pengalamanan  batin yang “berbeda” antar seseorang. Saya yakin  tak akan pernah sama,walaupun sama -sama masuk tapi durasi waktu didalam, tempat yang kita pijak dan doa doa yang kita panjatkan hanya menjadi rahasia ilahi .

Tetapi tentu  semua sudah berupaya dan semoga Allah SWT  memberkahinya. Militansi yang beradab jika boleh saya gambarkan adalah sebuah sikap yang perlu kita miliki saat memasuki Raudhah, karena banyak juga jamaah yang membrondong membabi buta membuka blockade Askar untuk mencapai Raudhah.Sebuah pemandangan yang rasanya tak patut terjadi dan Nabi kita  Muhammad SAW adalah teladan terbaik dengan kelembutan yang luar biasa dan maka sejati umat nabi juga mengikuti sikap dan sifat Nabi.

Kembali Ke Madinah

Pada akhir tulisan ini dapat saya sampaikan bahwa Indahnya bunga Sakura di Jepang, berwarna warninya Tulip di Negeri Kincir angin Belanda ataupun Menara Eiffel yang begitu menggoda dan sejumlah kebesaran Allah lainnya tetap ada rasa berbeda ketika berada di Madinah, karena setelah ke Madinah, setelah ke Raudhah, setelah menyapa Rasulullah , hati kita macam “Tertaknik” semacam bisikan kapan akan kembali dan meninggalkan Madinah pasti dengan air mata..Semoga Allah panggil kembali untuk bisa kembali ke Madinah…Aamiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *