ISAD Dukung Penuh Kebijakan Muallem Soal Tutup Kedai Waktu Shalat, Bisa Perkokoh Tiang Islam di Aceh

BERITA, DAERAH146 Dilihat

Acehupdate.net, Banda Aceh – Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan Gubernur Aceh, H. Muzakkir Manaf (Muallem) perihal seruan tutup kedai saat sudah adzan untuk segera shalat.

ISAD menilai bahwa kebijakan tersebut bisa memperkokoh nilai-nilai keislaman masyarakat Aceh karena shalat merupakan tiang Islam.

Sebagaimana diketahui bahwa Muallem dalam ceramahnya di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada Rabu, 5 Maret 2025, agar warga Aceh senantiasa menjaga shalat lima waktu secara berjamaah dan menutup kedai saat adzan berkumandang.

Dalam ceramah yang disampaikan dalam bahasa Aceh, Muallem menegaskan pentingnya shalat sebagai pilar utama dalam kehidupan umat Islam.

Sekretaris Jenderal ISAD, Teuku Zulkhairi mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung dan mengawal kebijakan ini.

Sebab, menurutnya, seorang pemimpin memang tidak hanya bertanggung jawab atas urusan dunia rakyatnya, tetapi juga harus memastikan keselamatan mereka di akhirat.

“Kita memahami bahwa shalat adalah tiang agama. Jika fondasi ini kokoh, maka kehidupan masyarakat juga akan terarah dan berkah”, katanya.

Oleh karena itu, tambah Zulkhairi yang juga Dosen UIN Ar-Raniry dan Mudir Ma’had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah Matangkuli, Aceh Utara, langkah Muallem ini adalah upaya memperkuat tiang Islam di Aceh, dan semua wajib mendukungnya secara total.

Menurut Teuku Zulkhairi, seruan Muallem ini bukan hanya perintah administratif, tetapi merupakan bagian dari upaya membangkitkan kembali semangat keislaman masyarakat Aceh.

Sebagai provinsi yang menerapkan syari’at Islam, Aceh seharusnya lebih serius dan fokus dalam menegakkan nilai-nilai agama, termasuk dalam hal shalat berjamaah.

“Ketika Muallem meminta agar masyarakat Aceh segera menutup kedai dan bergegas ke masjid saat adzan berkumandang, ini bukan sekadar seruan dan kebijakan pemimpin, tetapi bisa dimaknai sebagai upaya membangkitkan kesadaran keislaman masyarakat Aceh lebih mendalam. Shalat berjamaah adalah jalan menuju keberkahan dan kebangkitan umat” ungkap Zulkhairi.

Zulkhairi juga mengatakan bahwa kompleksitas persoalan yang mendera  sebagai bangsa hari ini sangat berkaitan dengan fakta banyaknya orang yang tidak shalat yang bisa dilihat sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

“Jika hari ini banyak yang meninggalkan shalat, maka itulah masalah terbesar kita, yang berimplikasi pada berbagai aspek kehidupan, termasuk ancaman runtuhnya fondasi keislaman Aceh,” jelasnya.

ISAD juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk ulama, akademisi, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah, untuk bersama-sama mengawal dan menyukseskan kebijakan ini.

“Aceh harus menjadi contoh dalam menegakkan nilai-nilai Islam di Nusantara. Apa yang dilakukan Muallem adalah langkah awal yang baik. Kini, tugas kita adalah bersinergi untuk menjadikannya sebagai gerakan bersama demi membangun Aceh yang lebih religius dan bermartabat sebagai syarat menuju kejayaan dunia dan akhirat,” pungkasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *