PPA Tonggak Perpolitikan Baru di Aceh

BERITA, OPINI96 Dilihat

Oleh; Fuad Samad (Wakil Ketua Umum PPA Bidang Luar Negeri)

 

Dua tokoh politikus tingkat Nasional mengunjungi markas besar Partai Perjuangan Aceh, Nasir Jamil dari PKS dan Muslim Ayub dari NasDem, dua tokoh ini anggota DPR RI aktif. Pertemuan tertutup Nasir Jamil dengan petinggi PPA, menyimpulkan perwujudan peningkatan ekonomi dan pendidikan Aceh. Hal ini disambut baik oleh Ketum PPA  Prof. Adjunct, Marniati, SE. Mkes, sama-sama sepakat melaksanakan penuntasan kemiskinan, memajukan ekonomi, membuat Aceh sebagai daerah maju degan peningkatan GDB ke level lebih tinggi.

Sedangkan Muslim Ayub, diadakan secara terbuka, selain ibu Ketum, sekjen dan pembina, juga ikut hadir para jajaran pengurus DPP. Pertemuan ini penuh dengan kekeluargaan yang menarik, penuh canda dan terarah. Muslim Ayub, banyak membicarakan pengembangan partai kedepannya sebagai partai lokal, PPA dapat berdiri sendiri dengan kemampuan pengurus yang solid dan dukungan financial serta media sendiri, ini merupakan keunggulan yang menjadi modal dasar kekuatan yang menjanjikan. Jaringan struktural yang kuat dan terarah diperlukan guna mendukung suara arus bawah, pemilihan kader yang punya nama/ terkenal didaerahnya dan kemampuan financial yang cukup menjadi satu kekuatan.

Dari kehadiran dua tokoh nasional tersebut perlu kita cermati, bahwa PPA merupakan tonggak perpolitikan baru di Aceh yang bisa besar dan terkenal, juga menjadi pendobrak tatanan ekonomi yang selama ini tidak berpihak pada rakyat. Dengan insting politikus berpengalaman, naluri mereka dapat membaca bahwa PPA adalah partai yang menjanjikan pembahaharuan, yang selama ini di tunggu-tunggu rakyat Aceh.

Aceh sudah saatnya bangkit dari keterpurukan, yang tidak punya arah tujuan pembangunan yang tepat, sementara semua komoditi, pertanian, peternakan, hasil laut, tambang yang dimiliki tidak memberikan penghasilan yang memadai untuk kehidupan rakyat Aceh.

Sepertinya mereka berdua penuh harap pada PPA, dapat berbuat sesuatu untuk kepentingan daerah Aceh, yang mugkin juga mereka berdua sudah berbuat tapi tidak mendapatkan dukungan yang tepat.
Kita patut berbangga Partai Perjuangan Aceh becutan ibu Ketum dan bapak Pembina bisa mencuri perhatian tokoh politik nasional.
Tabuh telah ditalu, kaki telah melangkah, mundur tidak teringat, tekad bulat mencapai Aceh Makmur…!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *