Doa Safrizal untuk Mualem: Selamat Menjalankan Tugas

BERITA, DAERAH, POLITIK274 Dilihat

Acehupdate.net, BANDA ACEH – Pelantikan Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah, sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Rabu 12 Februari 2025, menjadi akhir masa tugas Safrizal ZA. Pelantikan pemenang Pemilihan Kepala Daerah Aceh 2024 itu membuat tugas Safrizal, sebagai penjabat Gubernur Aceh, paripurna.

“Selamat menjalankan tugas,” kata Safrizal, Selasa, 11 Februari 2025.

Jika tak ada aral melintang, Mualem dan Dek Fadh–sapaan Muzakir Manaf dan Fadhlullah–bakal dilantik di Gedung Parlemen Aceh, Rabu, 12 Februari 2025. Mereka dilantik dalam sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Aceh oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.

Usai pelantikan, Safrizal bakal fokus menunaikan pekerjaan sebagai Direktur Jenderal Bina Administrasi Wilayah di Kementerian Dalam Negeri. Jabatan ini dirangkap Safrizal sejak Presiden Joko Widodo  melalui Tito menunjuknya sebagai penjabat Gubernur Aceh pada Kamis, 22 Agustus 2024, menggantikan Bustami Hamzah.

Safrizal datang ke Aceh dengan sejumlah pekerjaan rumah berat. Dia harus mempersiapkan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional yang diselenggarakan di dua provinsi, Aceh dan Sumatra Utara. Saat Safrizal datang, persiapan pelaksanaan ajang olahraga paling bergengsi untuk tingkat nasional itu dalam keadaan yang morat-marit.  Tugas yang tak kalah berat adalah menyiapkan pelaksanaan Pilkada Aceh 2024.

Meski banyak pihak mengategorikan Aceh sebagai daerah “merah”, namun terbukti Safrizal dalam berkoordinasi dengan semua pihak yang terlibat dalam pilkada dan memastikan pelaksanaannya aman.  Dua tugas itu dilaksanakan dengan baik. Sejumlah kekurangan, seperti pengadaan konsumsi atlet dan official PON yang tidak baik, atau pemungutan suara ulang di sejumlah tempat pemungutan suara, pada penyelenggaraan pilkada, ada.

Namun secara umum, dua ajang penting itu terlaksana dengan baik. Pencapaian penting lain oleh Safrizal adalah pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh 2025 tepat waktu. Bahkan ini menjadi sejarah penting karena menjadi pengesahan tercepat sepanjang pemerintahan Aceh usai Perjanjian Damai Helsinki ditandatangani.

“Jujur saya nggak punya pilihan lain selain Pak Safrizal. Beliau putra Aceh yang mengenal semua tentang kondisi Aceh, dan beliau juga Dirjen Administrasi Kewilayahan Kemendagri yang mengikuti perkembangan PON,” kata Tito usai melantik Safrizal sebagai penjabat gubernur.

Mualem sendiri menyebut Safrizal sebagai sosok yang banyak berkontribusi untuk Aceh. Dan kini, estafet kepemimpinan Pemerintah Aceh diteruskan kepada Mualem.

Ucapan “selamat menjalankan tugas” menjadi doa bagi Mualem dari Safrizal untuk memimpin Aceh hingga lima tahun mendatang.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *