Cadangan Gas Baru Andaman Setara Arun, Produksi Akan Dimulai 2028

BERITA, EKBIS28 Dilihat

BANDA ACEH – Eksplorasi migas di kawasan Laut Andaman yang dilakukan oleh Mubadala Energy berhasil menemukan cadangan gas sebesar 14 triliun kaki kubik (TCF). Temuan ini telah memasuki tahap pengembangan dan ditargetkan mulai diproduksi serta dipasarkan pada akhir 2028.

Kepala Bidang Migas Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Dian Budi Dharma, menjelaskan bahwa perusahaan saat ini tengah memproses rencana pengembangan (Plan of Development/POD) untuk mendapatkan persetujuan pemerintah.

“Eksplorasi sudah selesai dan kondisinya dinilai ekonomis untuk dikembangkan. Rencananya pada bulan Juli ini POD akan disetujui sehingga pengembangan lapangan dapat segera dimulai,” kata Dian seperti dikutip AJNN, Selasa, 1 Juli 2025.

Dian menyebut total potensi migas di wilayah Andaman diperkirakan mencapai 24 TCF, namun yang telah terkonfirmasi saat ini sebesar 14 TCF. Ia menegaskan, lapangan dengan cadangan di atas 3 TCF sudah dikategorikan sebagai lapangan raksasa atau giant field.

Kepala Bidang Migas Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Dian Budi Dharma. Foto: AJNN

“Sebagai perbandingan, cadangan Arun mencapai sekitar 16 TCF. Saat itu, Arun menjadi salah satu panggung migas terbesar dunia. Sekarang, Andaman berpotensi menyamai skala tersebut,” ujarnya.

Sejumlah lapangan yang sudah teridentifikasi di area ini antara lain Lapangan Tengkulo dan Layara. Dian juga menyinggung potensi migas di empat pulau wilayah Aceh Singkil yang termasuk Cekungan Simeulue. Namun, menurutnya, potensi itu belum dapat dibuktikan sebelum dilakukan pengeboran eksplorasi.

“Rasio keberhasilan pengeboran eksplorasi umumnya 1 banding 5. Artinya, dari lima sumur yang dibor, hanya satu yang biasanya menghasilkan hidrokarbon,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Aceh, Taufik, berharap pengembangan migas Laut Andaman dapat berdampak positif terhadap pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat Aceh.

“Saya berharap investasi ini tidak hanya berdampak pada penerimaan daerah, tapi juga membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat Aceh,” ungkap Taufik.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *