Banda Aceh -Mencuatnya pemberitaan di media sosial terkait pemberhentian Ustad M. Andri Fikri, Lc, M.Pd, salah satu guru Madrasah Ulumul Qur`an (MUQ) Aceh Selatan oleh Plt Kadisdik Dayah Aceh Selatan, lantaran menegakan disiplin internal MUQ Aceh Selatan pada salah seorang santri yang berinisial FF yang juga anak Plt Kadisdik Dayah Aceh Selatan, berujung pada pemberhentian M. Andri Fikri Koordinator Pengasuh MUQ menuai kegaduhan.
Langkah ini dinilai oleh Ketua Pengurus Wilayah Syarikat Islam (PW SI) Aceh adalah bentuk arogansi seorang pejabat publik dan ini tidak boleh dibiarkan.
Untuk itu Zulmahdi Hasan, S.Ag, M.H Ketua PW SI Aceh mendesak Bupati Aceh Selatan mencopot Salmi, SE Plt sebagai Kadisdik Dayah Aceh Selatan.
“Lembaga Pendidikan Agama Islam (Dayah/Pesantren/Madrasah) tidak boleh diintervensi oleh siapapun. Gara-gara penyitaan Handphone malah Guru terbaik disingkirkan dari MUQ Asel, ini sungguh ironis. Walaupun akhirnya akibat kegaduhan dikembalikan pada posisi semula”, ujarnya, Rabu, (22/10).
Ia mengatakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan, Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Dayah maka lembaga pendidikan Dayah/Sekolah/Madrasah punya hak otonom dalam menegakkan aturan disiplin internal sesuai aturan yang berlaku, tentunya dalam rangka upaya membentuk karakter, penegakan disiplin dan tanggungjawab peserta didik.
Apalagi MUQ Asel sebagai salah satu lembaga pencetak hafidz/hafdizah terbaik di Aceh Selatan yang selama ini telah banyak melahirkan santri prestasi dibawah asuhan Ustad M. Fikri dan segenap ustad/ustadzah dilembaga tersebut.
“Tentu langkah yang ditempuh oleh Plt Kadis membuat kinerja dewan guru dan segenap ustadz/ustadzah tidak nyaman lagi dalam menegakkan aturan disiplin bagi santri yang lain kedepan”, katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan berdasarkan hasil penelusuran PW Syarikat Islam Aceh jenis-jenis pelanggaran berat yang telah dituangkan dalam standar, norma dan prosedur di MUQ Asel antara lain; membawa HP tanpa izin, sering cabut malam, jarang shalat berjamaah, tidak mengikuti ujian marhalah dan chating dengan santriwati yang bukan mahram.
“Ustad M. Fikri yang juga Ketua PC Syarikat Islam Aceh Selatan dinilai selama ini sudah memberikan dedikasi yang baik selama mengabdi di MUQ Aceh Selatan. Penegakan aturan sejatinya tidak pilih kasih”, pungkas Zulmahdi Hasan yang juga Presidium IKAHES UIN Ar-Raniry.












