Pengurus Forsiar Periode 2025-2030 Dikukuhkan

BERITA113 Dilihat

BANDA ACEH – Tokoh-tokoh penting dari tiga wilayah utama Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang berkumpul dalam pengukuhan pengurus baru Forum Silaturrahmi Aceh Rayeuk (Forsiar) periode 2025–2030, di Gedung AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala (USK), Sabtu, 26 April 2025.

Bupati Aceh Besar, Muharram Idris, yang akrab disapa Syech Muharram, dikukuhkan sebagai Ketua Harian Forsiar oleh Ketua Dewan Penasehat Forsiar, A Malik Raden. Adapun Ketua Umum Forsiar dijabat oleh Darwis dan Sekretaris diamanahkan kepada Prof Mustanir.

“Forum ini menjadi rumah besar bagi seluruh masyarakat Aceh Rayeuk, sebagai tempat menyatukan langkah, gagasan, dan semangat membangun tiga daerah utama di ujung barat Indonesia,” kata Syech Muharram sapaan Muharram Idris.

Ia menegaskan bahwa keberadaan Forsiar bukan hanya simbolik, tapi menjadi gerakan strategis untuk memperkuat identitas dan kemandirian masyarakat Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang.

“Kita tidak boleh tercerai-berai. Lihat bagaimana zona lain di Aceh saling mendukung dan solid. Zona Aceh Rayeuk juga harus kompak, agar kita tidak tersisih di tanah sendiri,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa kepemimpinan harus menjadi sarana untuk membesarkan daerah sendiri, bukan sekadar ambisi pribadi.

Syech Muharram turut menyoroti salah satu tokoh muda asal Aceh Besar yaitu Muhammad Khadafi, yang sukses menjadi anggota DPR RI dari Lampung. Ia menyebut keberhasilan Khadafi sebagai inspirasi nyata bahwa putra-putri Aceh mampu bersaing secara nasional. Sementara itu, tokoh motivator nasional, Ari Ginandar, memberikan motivasi serta pesan kebangkitan Islam dari tanah Aceh.

“Jangan anggap saya orang luar. Saya datang ke Aceh sejak tsunami, saya menangis dan tertawa bersama rakyat Aceh. Bahkan anak saya menikah dengan putra Aceh,” ungkapnya.

Ari Ginandar juga menyampaikan bahwa Aceh memiliki sejarah dan potensi menjadi pusat kebangkitan Islam di dunia.

“Dari sinilah cahaya Islam akan bersinar kembali. Ini tanah yang pernah mengalami penyembelihan seperti Nabi Ibrahim terhadap Ismail. Di sinilah cahaya tauhid akan bangkit,” ujarnya.

Ia mengaitkan kode telepon Aceh, 0651, sebagai simbol tauhid yang tertanam dalam identitas Aceh. Ia bahkan menyatakan keinginan untuk membangun menara masjid tertinggi kedua di dunia di Aceh sebagai simbol kebangkitan Islam dari Serambi Mekkah.

Selain itu, Ketua Dewan Penasehat Forsiar, Malik Raden mengatakan bahwa meskipun berat menjadi penasehat dari forum yang diisi oleh para kepala daerah dan anggota dewan, ia tetap memberikan dukungan penuh.

“Saya percaya seluruh pengurus Forsiar dapat melaksanakan tugas dengan baik. Silaturahmi adalah kunci kekuatan kita. Semoga forum ini membawa berkah dan kemajuan untuk Aceh Rayeuk,” ungkapnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *