Penerbangan Langsung Aceh–Arab Saudi Masih Terkendala Armada Maskapai

BERITA18 Dilihat

BANDA ACEH – General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Setiyo Pramono, mengatakan keberangkatan umrah langsung dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) ke Arab Saudi masih terkendala dengan keterbatasan armada maskapai penerbangan.

“Kendala selama ini adalah keterbatasan armada di maskapai penerbangan. Oleh karena itu, sedang kami upayakan ada penerbangan langsung ke sana,” katanya, Selasa, 22 Juli 2025.

Ia mengatakan penerbangan langsung ke Jeddah terbaru akan dimulai pada akhir Juli nanti dengan maskapai Lion Air. Pihaknya juga bersama pemerintah provinsi terus mengusahakan penerbangan langsung ke Jeddah dan itu bukan program sementara.

Baca Juga: Maskapai Citilink Empat Bulan Hentikan Penerbangan Reguler ke Aceh

“Kalau saat ini yang baru akan mulai akhir Juli nanti dengan Maskapai Lion air. Tentunya saat ini juga kami dengan Pemprov tetap mengusahakan penerbangan langsung tujuan Jeddah ataupun Madinah, dan ini bukan program sementara,” ucapnya.

Diharapkan ada maskapai yang bersedia menyediakan layanan langsung menuju Arab Saudi dari Aceh.

Sementara itu, General Manager Garuda Indonesia untuk wilayah Aceh, Nano Setiawan, mengatakan pihaknya masih mengusahakan untuk pengadaan maskapai untuk langsung menuju Arab Saudi.

“Saat ini kami masih mengusahakan untuk pengadaan pesawatnya. Keputusan ada di kantor pusat Garuda Jakarta,” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, Masyarakat Informasi Teknologi (MIT) Aceh menyoroti inkonsistensi informasi dan kegagalan implementasi awal program keberangkatan umrah langsung dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) ke Arab Saudi.

Ketua MIT Aceh, Teuku Farhan, mengatakan banyak jamaah yang sebelumnya dijanjikan akan terbang langsung dari Banda Aceh ke Tanah Suci, justru dialihkan ke Bandara Kualanamu (Medan) dan bahkan Kuala Lumpur.

“Disinformasi ini merugikan jamaah, baik dari segi biaya, psikologis, maupun logistik. Ini bukti lemahnya koordinasi antara penyelenggara umrah, maskapai, dan otoritas bandara,” kata Farhan, Senin, 21 Juli 2025.

Baca Juga: Mualem Sambut Kepala BP Haji, Usulkan Penambahan Kuota Haji dan Penerbangan Umrah Langsung dari Aceh

MIT, sebagai komunitas yang fokus pada tata kelola teknologi dan informasi publik, menyayangkan minimnya transparansi dalam penyampaian rute dan jadwal penerbangan. Farhan mendesak agar Pemerintah Aceh melakukan evaluasi menyeluruh terhadap maskapai yang sebelumnya mengiklankan rute direct flight dari Aceh ke Arab Saudi, tetapi tidak menepati janji.

“Perlu ada kanal resmi berbasis digital yang bisa diakses publik secara real-time, berisi informasi keberangkatan, perubahan rute, dan status penerbangan,” tegasnya.

MIT juga meminta pemerintah menghadirkan sistem pelaporan digital bagi masyarakat, agar keluhan bisa langsung ditindaklanjuti secara cepat dan terukur.

Menurut Farhan, jika Pemerintah Aceh serius ingin menjadikan daerah ini sebagai hub keberangkatan umrah nasional, maka pembangunan infrastruktur digital harus berjalan seiring dengan pembangunan fasilitas fisik bandara dan layanan transportasi.

“Komitmen pada keterbukaan data dan akuntabilitas pelayanan publik adalah fondasi utama menjadikan Aceh sebagai pusat umrah yang profesional dan tepercaya,” tutupnya.***

 

Sumber: Ajnn

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *