BANDA ACEH – Ketua Umum Partai Perjuangan Aceh (PPA), Prof. Adjunct Dr. Marniati, S.E., M.Kes., menyampaikan sambutan penuh makna dalam acara Pembukaan Pengkaderan Perempuan Tauhid Tasawuf (P2T) se-Nusantara ke-4, yang diselenggarakan di Posko Perjuangan Tauhid Tasawuf, Labuhan Haji.
Acara tersebut turut dirangkaikan dengan Milad dan Peusijuek Abuya Amran Wali atas penganugerahan gelar Wali Agama Aceh sekaligus Datok Maulana Intan.
Dalam sambutannya, Prof. Marniati menyampaikan rasa syukur dapat berkumpul bersama para kader perempuan P2T dari berbagai daerah di Nusantara.
Ia menegaskan pentingnya persatuan ulama dan umat dalam membangun Aceh melalui jalur pendidikan Islam yang kuat, sehingga mampu melahirkan generasi emas berakhlakul karimah sesuai dengan teladan Rasulullah SAW.
Menurutnya, perempuan memegang peran strategis dalam melahirkan generasi bangsa.
“Perempuan adalah tiang negara, baiknya perempuan maka baik pula sebuah negara,” tegas Prof. Marniati.
Ia mengingatkan agar kaum perempuan senantiasa menjaga nilai-nilai Islam dalam setiap tindakan, serta menanamkan tauhid dan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut, Prof. Marniati menyampaikan harapan besar kepada Abuya Amran Wali, yang kini berusia 78 tahun, agar terus berjuang memperkuat ajaran tauhid di tengah tantangan era digital.
Ia menekankan pentingnya menanamkan rasa takut hanya kepada Allah SWT, cinta kepada Allah, dan kerinduan hanya kepada-Nya, sebagai pondasi kokoh bagi generasi muda di Aceh.
Di sisi lain, ia turut menyoroti kondisi miris di Aceh sebagai provinsi yang menerapkan syariat Islam, namun masih menghadapi angka kasus HIV yang cukup tinggi, terutama di kalangan generasi muda.
Hal ini menurutnya harus menjadi alarm bagi semua pihak agar lebih serius dalam penegakan syariat Islam dan membentengi masyarakat dengan pendidikan agama serta ilmu pengetahuan yang seimbang.
Mengakhiri sambutannya, Prof. Marniati menegaskan bahwa PPA bersama para ulama dan tokoh perempuan akan terus konsisten memperjuangkan lahirnya generasi Aceh yang bersih, berakhlak, dan takut kepada Allah SWT.
Dengan demikian, ia berharap Aceh di masa depan mampu melahirkan pemimpin-pemimpin yang membawa kejayaan bagi rakyat dan tetap berpijak pada nilai-nilai Islam.