Acehupdate.net, ACEH UTARA – Istri almarhum Hasfiani alias Imam (37) yaitu Yeni Mulyani (35), warga Gampong Uteun Geulinggang, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara meminta agar tersangka pembunuh suaminya dihukum setimpal dan seberat-beratnya.
Yeni kini terpaksa menjadi tulang punggung keluarga untuk menafkahi tiga orang anaknya usai suaminya ditembak mati oleh oknum TNI AL bertugas di KAL Bireuen Lanal Lhokseumawe berinisial DI pada Jumat, 14 Maret 2025.
“Saya ingin tersangka dihukum setimpal. Saya pribadi tidak bisa menerima perlakukan tersangka terhadap suami saya,” kata Yeni seperti dikutip AJNN di rumah duka, Kamis, 20 Maret 2025.
Adapun tiga anak yang tinggal sama Yani yaitu Muhammad Arkan (9), Muhammad Rayyan (5) dan Shanum Azkiyyara (13 bulan).
Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 10 di Gampong Teungoh, Kecamatan Sawang, Aceh Utara itu menceritakan, sebelum suaminya ditembak, sekitar pukul 12.00 WIB korban meminta izin berangkat salat Jumat bersama putra sulung mereka.
Setelah pulang salat Jumat dan mengantarkan anaknya ke rumah, korban menerima telepon dari tersangka yang mengaku ingin membeli mobil. Tersangka saat itu menyebutkan sudah menunggu di Komplek Asean, Krueng Geukuh, Aceh Utara.
Sekitar pukul 14.00 WIB, korban berpamitan kepada istrinya untuk bertemu dengan calon pembeli mobil (tersangka) bersama pemilik mobil yang akan dijual tersebut.
“Saat itu saya sampaikan ke suami saya, silakan pergi. Setelah itu korban langsung berangkat untuk menemui tersangka,” ujar Yeni.
Dua jam kemudian, sambung Yeni, pemilik mobil bernama Fadil datang ke rumah dan memberitahukan jika suaminya hilang kabar. Mereka sudah berupaya menelepon namun tidak diangkat. Begitupun pesan WhatsApp hanya centang satu.
Yeni mengatakan, karena setelah ditunggu-tunggu tidak ada kabar, pemilik mobil kemudian melaporkan ke Polsek Dewantara. Usai diperiksa ternyata gawai milik korban mati bertepatan di kawasan Rancong, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe.
“Karena benar-benar hilang jejak, Sabtu, 15 Maret 2025 saya lapor ke Polres Lhokseumawe atas kasus penggelapan dan orang hilang,” kata wanita yang sudah enam tahun lulus PNS di bawah Kementerian Agama (Kemenag) itu.
Usai laporan dilayangkan ke Polisi pada Sabtu, selang satu hari kemudian Yeni mendapat kabar jika suaminya ditemukan tak bernyawa di kawasan Gunung Sala, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara Senin, 17 Maret 2025 dengan luka tembakan di tubuhnya
“Suami saya berprofesi sebagai perawat di Puskesmas Babah Buloh, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, dia bekerja di sana sudah tujuh tahun. Sementara menjadi agen mobil lebih kurang tiga tahunan,” ujar Yeni yang mengenakan kerudung hitam sambil sesekali memeluk anaknya itu.***