KADIN Aceh Minta Pemerintah Atasi Kelangkaan Beras dan Lindungi Usaha Kecil

BERITA8 Dilihat

BANDA ACEH – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Aceh menyatakan keprihatinan mendalam atas kelangkaan beras di seluruh daerah di Aceh dalam dua pekan terakhir.

Menurut KADIN Aceh, kelangkaan beras ini telah menyebabkan lonjakan harga yang signifikan di pasar, memberatkan masyarakat kecil, dan menekan pelaku usaha mikro yang bergantung pada stabilitas bahan pokok.

Berdasarkan pantauan di lapangan, harga beras premium di sejumlah wilayah seperti di wilayah barat-selatan Aceh, Banda Aceh,  Lhokseumawe, wilayah timur hingga ke kawasan tengah dan tenggara Aceh menembus di atas Rp 15.000/kg.

Direktur Eksekutif KADIN Aceh, Teuku Jailani mengatakan ada beberapa faktor penyebab kelangkaan dan kenaikan harga  beras, seperti belum masuk musim panen dan kenaikan harga gabah di tingkat petani mencapai Rp 8.000/kg gkp dan Rp 9.000/kg gks.

KADIN Aceh menilai perlu langkah progresif pemerintah sebagai regulator dan pemilik instrumen buffer stock pangan nasional.

Pemerintah perlu mengoptimalkan mekanisme Cadangan Beras Pemerintah (CBP) melalui Badan Pangan Nasional dan Bulog, serta memastikan distribusi beras intervensi menjangkau wilayah-wilayah rawan secara cepat, merata, dan efektif.

“Operasi pasar memang telah dilakukan, namun belum cukup menjawab kebutuhan masyarakat luas. Banyak pedagang kecil, warung nasi, dan usaha kuliner yang kini kesulitan mempertahankan usahanya karena harga bahan pokok yang terus melambung,” kata Teuku Jailani.

KADIN Aceh juga mendorong agar pemerintah memperkuat kerja sama dengan pelaku usaha lokal dalam menyalurkan stok cadangan beras, mempercepat program pompanisasi, serta mendorong reformasi tata kelola pangan dari hulu ke hilir.

“Logistik distribusi beras di Aceh masih menghadapi banyak tantangan, terutama ke daerah-daerah terpencil. Pemerintah perlu melibatkan lebih banyak koperasi dan pelaku UMKM lokal agar sistem pangan kita menjadi lebih tahan terhadap gejolak seperti sekarang,” timpal Wakil Ketua Umum KADIN Aceh Bidang Pertanian yang juga Ketua Perpadi (Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia) Aceh, dr. Darmawan.

Di saat bersamaan, kata Darmawan, KADIN juga mengingatkan pentingnya program jangka panjang seperti diversifikasi pangan lokal, perlindungan petani, produktivitas serta edukasi masyarakat dalam pola konsumsi agar tidak terlalu bergantung pada beras sebagai satu-satunya sumber pangan pokok.

“Kami sangat prihatin dengan lonjakan harga beras yang terus membebani, terutama pelaku UMKM dan pedagang kecil,” ungkap Cut Fitri Marfiza, Ketua Komite UMKM Kadin Aceh yang sehari-hari bersama komunitasnya menjalani usaha kecil di Banda Aceh.[]

 

Sumber: Portalnusa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *