GAZA – Kekejaman Israel di Palestina belum tampak berakhir dan telah melebihi kekejaman sistem apartheid yang pernah dilakukan di Afrika Selatan. Negara adikuasa serupa Amerika Serikat pun diduga diam-diam memberikan restu setiap tindakan yang dilakukan Zionis di Gaza.
“Yang kita butuhkan adalah sanksi yang nyata, serupa dengan sanksi yang dijatuhkan pada sistem apartheid di Afrika Selatan. Dan kejahatan yang dilakukan Israel jauh, jauh, jauh lebih banyak daripada yang terjadi di Afrika Selatan,” ungkap politikus Palestina terkemuka, Mustafa Barghouti, seperti dilansir Al Jazeera, Senin, 11 Agustus 2025.
Meski demikian, Mustafa Barghouti juga melihat adanya perubahan sejumlah negara terhadap aksi kekejaman Israel di Gaza. Dia mencontohkan tindakan Jerman yang menangguhkan pasokan militer apa pun ke Israel. Begitu juga dengan Spanyol.
“Atau keputusan Norwegia untuk menarik investasi dari Israel, tetapi itu belum cukup,” kata Barghouti.
Dia mengatakan Palestina sangat membutuhkan seluruh negara dan masyarakat sipil di dunia untuk memberikan tekanan kepada Israel. Barghouti sangat berharap aksi genosida yang dilakukan Zionis tidak menghabisi seluruh warga Palestina.
Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina tersebut juga ragu dengan sikap Donald Trump. Menurutnya kebijakan Presiden AS itu sama sekali tidak terlihat dalam mendamaikan Gaza.
Dia juga menuding utusan Presiden AS, Steve Witkoff merusak perundingan gencatan senjata. Selain itu, Washington juga disebut terus memasok senjata kepada Israel.
“Dia [Trump] tidak pernah menyebut kata-kata ‘negara Palestina’ sejak dia berkuasa di masa jabatan keduanya, karena, jelas, dia memberi lampu hijau kepada Israel, tidak hanya untuk melakukan genosida di Gaza dan sekarang menghancurkan Kota Gaza sepenuhnya dan membersihkan penduduknya secara etnis, tetapi juga, jelas, dia memberi lampu hijau kepada Israel untuk mencaplok Tepi Barat,” pungkas Barghouti.***












