Melirik Keuchik Meunasah Tuha Dalam Lintasan Sejarah

BERITA, OPINI151 Dilihat

 

Oleh: Bung Syarif*

 

Kali ini Carlie Papa Romeo (CPR) mencoba mengurai sejarah singkat Kepemimpinan Gampong Meunasah Tuha. Tak banyak referensi yang terpublikasi. Karna itulah CPR mencoba mengurai ulasan singkat Kepemimpinan Keuchik (Red Kepala Desa) dari Tahun 1816 hingga sekarang. Berikut kisahnya.

Pada tahun 1812 Gampong Meunasah Tuha awalnya hanya di huni delapan kepala keluarga yang berprofesi sebagai nelayan dan petani.

Dalam perjalanan waktu, warga pesisir pantai di kawasan Kecamatan Peukan Bada- Aceh Besar membangun sebuah balai tempat ibadah yaitu Meunasah. Pembangunan tersebut terus di ini siasi oleh Keuchik Ahmad. Pada Tahun 1816. CPR tak banyak mendapatkan informasi seputar kiprah keuchik perdana .

Pada tahun 1817 masyarakat membeli sebuah bangunan tuha yang terbuat dari kayu yang berada di Lhong, bangunan yang dibeli itulah sebagai tempat beribadah yang disebut Meunasah.

Pada tahun 1818 warga melakukan musyawarah gampong dimana hasil mufakat terciptalah nama tempat tinggal yaitu awalnya kata Tempat ibadah disebut menjadi Meunasah dan kata Tuha karena bangunan yang dibeli sudah tuha (tua) kemudian disempurnakan menjadi tempat tinggal Desa Meunasah Tuha dan sekarang disebut Gampong Meunasah Tuha.

Geliat Pembangunan dari masa-kemasa.

Pembangunan Gampong didasarkan pada prinsip “pola pembangunan swadaya masyarakat”. Dimana dari tahun ketahun prinsip ini terus dilanggengkan oleh Keuchik selaku Pemimpin di tingkat Gampong.

Urutan pemimpin pemerintahan Gampong Meunasah atau Keuchik menurut imformasi para Warga Gampong sejak dari sebelum kemerdekaan Indonesia sampai dengan hingga sekarang sebagai berikut:

Periode 1816-1825

Pada periode ini tampuk pimpinan di pepimpin oleh Keuchik Ahmad selaku Keuchik pertama Gampong Meunasah Tuha. Dalam melaksanakan pembangunan tempat Ibadah sang pemimpin menganut prinsip Gotong Royong. Meunasah Gampong awalnya terbuat dari Kayu dan atapnya daun rumbia serta membangun satu sumur dipekarangan Meunasah hingga berakhir pimpinannya.

Periode 1826 – 1854

Keuchik pada saat itu terpilih Saudara Mahmud. Beliau mulai membangun lorong-lorong atawa jalan setapak untuk mempermudah transportasi menuju ke Meunasah. Sistem pembangunan yang dilakukan juga sistem swadaya. Pembangunan lain nya dimasa itu pembersihan perluasan lahan sawah dan juga pembangunan tanggul Sungai air laut di sebelah Utara Gampong secara gotong-royong rutin setiap hari Jum’at.

Periode 1855-1884

Gampong Meunasah Tuha di pimpin oleh Keuchik Husen Pembangunannya lanjutan dari Keuchik Mahmud. Keuchik Husen di kenal sebagai pemain Rapai dan beliau membentuk satu Grup Rapai yang pada masa itu sangat populer di Gampong Meunasah Tuha.

Periode 1885-1907

Pada masa ini kepemimpinan Gampong Meunasah Tuha kembali dipimpin oleh Keuchik Ahmad untuk kedua kalinya. Pembangunan tetap saja berlanjut dan pada saat itu wilayah Kuta Raja masih dalam penjajahan Belanda.

Keuchik Ahmad orang pandai dan cerdik dia selalu menentang tentara Belanda, pada tahun 1907 Keuchik Ahmad memukul komandan tentara Belanda dan akhirnya dia di tangkap oleh pasukan Belanda. Hingga akhirnya beliau di gantikan oleh Keuchik Ubid.

Periode 1909-1932

Gampong Meunasah Tuha di pimpin oleh Keuchik Ubid. Beliau mengatur pemerintahan Gampong dengan baik, pada masa itu dilakukan perluasan Meunasah dengan cara swadaya masyarakat. Pada Tahun 1929 Keuchik Ubid bersama aparatur gampong membangun Balai Pengajian di komplek pekarangan Meunasah.

Periode 1932-1946

Pada masa itu keuchik dijabat oleh Ustad Yakob, beliau mengambil suatu kebijakan dengan kesepaktan secara musyawarah untuk membangun Meunasah semi permanen dalam bentuk panggung hal ini dilakukan karena semakin bertambahnya penduduk Gampong Meunasah Tuha. Masyarakat pada saat itu sangat temtram dan sangat antusias dalam melaksanakan ibadah Fardhu.

 

Periode 1946-1970

Keuchik pada periode ini di pimpin oleh Abdul Wahab dan Teungku Meunasah Tgk Ilyas. Pada Tampuk Kepemimpinannya membangun tanggul Sungai agar masyarakat temtaram menanam padi di persawahan bagian Utara Desa.

Pada periode kepemimpinan Keuchik Abdul Wahab Indonesia sudah Merdeka. Pada Tahun ini sudah ada bantuan Pemerintah di Gampong yang disebut Uang Bangdes atau Dana Bantuan Desa dengan adanya bantuan ini beliau membangun Kantor Keuchik semi permanen.

Periode 1970-1978

Periode ini dalam status kedaan kacau sehingga tidak ada Keuchik, maka periode masa itu di bentuk “kepemimpinan Panitia atau adhoc” yang dikoordinir saudara Andip sebagai ketua panitia wakil ketua saudara Ustad Yakob dan beberapa orang yang menjabat sebagai anggota, Tgk Meunasah pada periode itu tetap saudara Tgk Ilyas.

Pembangunan Gampong pada saat itu terus berlanjut. Saudara Andib dengan para pemuda sangat akrap sehingga pada masa itu terbentuk Organisasi Bola Kaki yang diberi nama Persatuan Sepak Bola Meunasah Tuha (PSMT). Atlit Bola PSMT banyak yang menjadi pemain Persiraja Banda Aceh. Lapangan Bola PSMT juga dipakai oleh gampong lain di Banda Aceh dan Aceh Besar dijadikan sebagai laga tanding bola serta tempat latihan.

Periode 1978-1986

Keuchik terpilih kembali yaitu saudara Maimun. Pada periode ini Persatuan Klub Bola Kaki terus berlanjut dan PSMT pada saat itu sangat terkenal membawa nama baik Gampong Meunasah Tuha dan nama baik Kecamatan Peukan Bada pada masa itu.

Potensi ekonomi masyarakat juga sangat baik hal ini disebabkan adanya sumber pekerjaan pengangkutan barang dari Sabang, Pulau Aceh dan Pulau Bunta. Bidang pembangunan Gampong juga terlaksana seperti Perluasan jalan dan pengerasa jalan.

Periode 1986-1998

Keuchik yang terpilih saudara Juned periode ini Kondisi pemerintahan Gampong Meunasah Tuha sangat baik, di Bidang pembangunan Gampong periode keuchik Juned membangun Meunasah Permanen, perluasan pembangunan kantor keuchik permanen, pembangunan kedai Gampong, pembangunan Klinik Pos Yandu dan juga perlengkapan peralatan PKK. Di bidang kepemudaan olah raga bola kaki semakin berkembang pesat.

Periode 1998-2000

Periode ini Keuchik terpilih saudara Zamzami tahun pertama pemerintah berjalan dengan baik sedangkan tahun kedua kurang baik disebabkan aparatur pemerintah gampong tidak kompak, roda pembangunan pemerintahan gampong tersendat dan macet yang pada akhirnya beliau mengundurkan diri.

Periode 2000-2004

Periode ini Keuchik Gampong Meunasah Tuha terpilih M. Kamil, pemerintahan Gampong kurang baik hal ini disebabkan kedaan masa konflik Aceh (Darurat Meliter). Pembangunan pada saat itu terus berlanjut, sehingga di akhir tahun tepatnya tanggal 26 desember 2004 terjadi musibah Tsunami Gampong Meunasah Tuha semua pembangunan Infrastruktur fasilitas umum rusak berat dan juga perumahan warga rusak total rata dengan tanah.

Periode 2005-2010

Pasca Gempa Tsunami melanda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) warga gampong Meunasah Tuha pada saat itu masih dalam keadaan berduka dan periode ini dipimpin oleh Subki Basyah. Pasca Tsunami banyak NGO masuk ketempat pengungsian warga Gampong Meunasah Tuha untuk meliput data-data dan menggali berita kejadian Gempa dan Tsunami, dua bulan di pengungsian lampenerut kemudian warga kembali pulang ke gampong membangun tempat berteduh dalam bentuk barak.

Kepemimpinan Keuchik Subki Basyah di pandang sangat baik sehingga berbagai fasilitas Infranstruktur sudah mencapai 85 % dengan bantuan NGO sehingga rumah-rumah yang kosong diisi oleh para pendatang.

Kala itu CPR telah bermukim di Gampong Meunasah Tuha dengan menempati rumah M.Rijal UB yang kala itu sebagai Sekretaris Remaja Masjid Raya Baiturrahman dan CPR sebagai Ketua Remaja Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Kini M.Rijal UB sudah menjadi warga Calang dan berprofesi sebagai Guru SMA (Wakil Kepala SMA di Patek, Calang)

Periode 2011-2012

Pada Tahun ini terjadi pesta demokrasi Pemilihan Keuchik Gampong Meunasah Tuha periode 2011-2016. Pelaksanaan pesta demokrasi pemilihan keuchik berjalan dengan lancar sehingga Sdr. Ismadi terpilih sebagai Keuchik. Setelah Keuchik baru terpilih, awalnya beliau meminta pengunduran diri dengan alasan beliau tidak cocok untuk memimpin Gampong Meunasah Tuha.

Beberapa kali beliau minta untuk diganti. CPR secara pribadi pernah terlibat Rapat Masyarakat merespon sikap penolakan beliau agar tidak dilantik menjadi Keuchik Gampong Meunasah Tuha.

Akhirnya masyarakat tetap mempertahankan Tampuk Kepemimpinannya pada Sdr. Ismadi. Pada masa ini Tapal Batas Gampong menjadi program prioritas.

Disamping itu pula Pembersihan Gampong, Pembuatan Jalan dan Pembersihan Kuburan Massal menjadi Agenda Kerja Keuchik Ismadi. Diakhir kepemimpinannya membuka akses Jalan menuju Kuburan Massal dibangun dengan Konsep Swadaya Masyarakat.

Jalan-jalan umum yang dilalui Warga juga sudah mulai terang hal ini disebabkan adanya komitmen masing-masing warga untuk menyumbangkan Lampu Jalan sesuai dengan kemampuan Warga.

Klub Bola PSMT mulai hidup kembali hal ini terbukti klub ini mampu menyelenggarakan event Akbar Sepak Bola yang berpusat pada Lapangan Bola PSMT. Disamping itu Pula Klub Bola PSMT juga pernah mengikuti beberapa kali turnamen antar Gampong. CPR sering membersamai kalai itu disaat masih menjabat Wakil Tuha Peut Gampong.

Termasuk juga CPR melobi bantuan pada Dinas Syariat Islam Aceh untuk bantuan Ambal Meunasah, Al-Qur`an serta bantuan lainnya pada Instansi Pemerintahan. Kala itu CPR juga berkontribusi membantun pembebasan Lahan Sekolah TK yang kini dijadikan salah satu TK Pavorit di Peukan Bada. Setelah memimpin Gampong Meunasah Tuha selama setahun akhirnya Ismadi mengundurkan diri.

Periode 2013 – 2018

Pasca pengunduran Bapak Ismadi, maka pada akhir Tahun 2012 dilaksanakan Pesta Demokrasi, ada dua Kadidat keuchik kala itu yang maju yaitu Hamdani dan Eddy Pajri. Dengan hasil akhir Bapak Eddy Pajri menjabat sebagai Keuchik Gampong Meunasah Tuha.

Berbagai terobosan terus dilakukan oleh Keuchik yang baru terpilih, langkah pertama adalah menata kembali Wilayah Gampong yang dibagi empat Wilayah di yaitu : Pertama Dusun Lam Tapeun, Dusun Lamtepeun Berbatasan: Sebelah Selatan dengan Pergunungan, Sebelah Utara dengan Lautan, Sebelah Timur dengan Lam Awee,Lamanyang, Lam Isek, Sebelah Barat dengan Dusun Blang Anoi dan Lam Ceurih, dengan luas wilayaah +-31 Ha.

Kedua: Dusun Blang Anoi, Dusun Blang Anoi Berbatasan : Sebelah selatan dengan Dusun Lam Tapeun, Sebelah Utara dengan Laut, Sebelah Timur dengan Desa Lam Tapeun,Sebelah Barat dengan Desa Lam Ceurih, dengan Luas wilayah +- 26 Ha.

Ketiga: Dusun Lam Ceurih. Dusun Lam Ceurih Berbatasan : Sebelah Selatan dengan Pergunungan, Sebelah Utara dengan dusun Blang Cut dan Blang Anoi, Sebelah Timur dengan Dusun Blang Anoi dan Lam Tapeun, Sebelah Barat ddengan Dusun Blang Cut, dengan Luas Wilayah +- 23 Ha.

Keempat; Dusun Blang Cut. Dusun Blang Cut Berbatasan : Sebelah Selatan dengan Pergunungan, Sebelah Utara dengan Laut, Sebelah Timur dengan Dusun Lam Ceurih, Sebelah Barat dengan Gampong Lam Tengoh dan Lam Tui. Dusun Blang dengan luas Wilyah 28 Ha.

Di era beliau Balai Pengajian dihidupkan kembali dan saat ini berjalan dengan lancar. Balai Pengajian akhirnya berubah menjadi dayah. Awalnya pembelian tanah meurepe antar warga (waqaf tanah) CPR juga kala itu menyumbangnya (waqaf tanah). Pengajian berjalan lancar, awalnya di meunasah akhirnya pindah ke dayah yang dipimping Tgk. M.Ridha (Alumni Seulimum). Akhirnya pada Tahun 2014 Dayah ini di resmikan oleh Abu Seulimum.

Tahun 2014 Gampong Meunasah Tuha terus berbenah alhamdulillah sawah sudah digarap dua kali oleh masyakat dan hasilnya cukup mengembirakan. Memang ada beberapa sawah tergenang air saat turut hujan. Untuk mengatasi masalah ini, aparat Gampong sepakat untuk membuat irigasi sebagai tempat buangan air.

Langkah-langkah terobosan terus dilakukan sebut saja; pemagaran sawah, pembelian mesin hand tractor, pembangunan Gapura Gampong serta pembangunan saluran irigasi sebagai solusi atas genangan air sawah.

Periode 2018 – 2024

13 Februari 2018 Iswadi NS mantan Ketua Pemuda Gampong Meunasah Tuha Resmi menjabat sebagai Keuchik hingga 13 Februari 2024. Dimasa kepemimpinannya ia berusaha menghidupkan kembali Pengajian di Gampong termasuk menghidupkan Dalael Khairat dan Sepak Bola serta berbagai aktivitas Ibu-Ibu PKK. Lewat sentuhan tangan dinginnya Gampong Meunasah Tuha kembali bersinar di level Keucamatan dan Kabupaten Aceh Besar.

Berbagai giat keagamaan dihidupkan kembali. Turnamen Bola pernah berjaya di masanya. Berbagai pretasi gampong pernah diraih dimasa kepemimpinannya sebut saja; Juara Umum Spirit Ramadhan antar Gampong dilingkungan Peukan Bada 2018, Hingga Juara 2 PKK tingkat Kabupatennya di Tahun 2020. Ini adalah sebuah terobosan.

Dimana Gampong Meunasah Tuha sudah semakin melangit di Pusaran Kecamatan Peukan Bada. Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dbentuk dan kembangkan. Aset Gampong ditata kembali dan dikelola dengan Transparan dan Akuntabel. Iswadi NS punya mimpi besar sejahtera warganya, damai dan kompak rakyatnya.

Ia juga mencoba menata kembali Gampong berbagai pembangunan fisik dibangun sebut saja drainase gampong, Jalan setapak, Balai Serba guna, renovasi gedung Keuchik dan Tuha Peut Gampong, Meunasah di Percantik dan berbagai pelatihan bagi ibu-ibu PKK dalam upaya pemberdayaan Masyarakat Gampong. Melakukan pembebasan lahan akses pertanian sebesar 500 M menuju jembatan Lam Tutui di luar dana gampong/desa dimasa Camat Budi Santoso

Ia juga mendorong warganya untuk bertani padi, membangun kemitraan dengan forum keuchik se-Kecamatan Peukan Bada. Tentunya selaku hamba yang dhaif, pasti ada kekurangan disana-sini. Kini Gampong pasca Iswadi purna tugas, Gampong Meunasah Tuha dipimpin oleh Pejabat Kecamatan Peukan Bada yaitu Cut Erlita Laily, SE.

Tentunya sebagai Pj Keuchik Gampong Meunasah Tuha Cut Erlita sesuai tupoksinya mengatur ritme jalannya roda pemerintahan Gampong sebelum adanya Keuchik Definitif dalam Pesta Demokrasi Pilchiksung serentak nantinya. Tentunya warga Gampong Meunasah Tuha menanti Keuchik harapan baru, muda, energik dan lincah, agar roda pemerintahan berjalan kencang. lantas siapakan calon keuchik 2025? kita tunggu saja tanggal mainnya.

 

 

*Penulis adalah Magister Hukum Tata Negara USK, JZ01CPR, Mantan Wakil Tuha Peut Gampong Meunasah Tuha, Aktivis LBH Darul Misbah, Aktivis 98, Alumni Lemhannas Pemuda Angkatan I, KAHMI Aceh, Fungsionaris DPD KNPI Aceh, Pengurus ICMI Kota Banda Aceh periode 2024-2029, Sekretaris DPW Syarikat Islam Aceh, Mantan Ketua DPD Jaringan Nusantara Aceh, Mantan Ketua Umum Remaja Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Ketua Komite Dayah Terpadu Inshafuddin, Presidium IKAHES UIN Ar-Raniry, Mantan Sekjen DPP ISKADA Aceh, Direktur Aceh Research Institute (ARI), Dosen Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *