Herman Fithra: Jangan Nilai Sepotong-sepotong Terkait 4 Batalyon di Aceh

BERITA131 Dilihat

ACEH UTARA – Akademisi dan juga alumni Lemhanas, Herman Fithra, mengatakan dirinya setuju dengan wacana penambahan empat batalyon teretorial di Aceh. Penambahan itu mencakup satuan batalyon kesehatan, pangan dan konstruksi.

“Itukan ada dua pendapat dosen Unimal, Pak Kemal dan Al Haidar dari Ilmu antropologi yang kurang sepakat istilahnya. Kalau saya berbeda, melihatnya dari sisi wawasan kebangsaan, karena saya dari alumni Lemhanas,” kata Herman, Rabu, 30 Mei 2025.

Akademisi dan juga rektor di Universitas Malikussaleh itu menilai seharusnya sebagai negara yang besar, supaya mandiri, tidak didikte asing, kebutuhan pangan harus betul-betul dicukupi oleh bangsa sendiri. Herman mengatakan salah satu program Presiden Prabowo adalah ketahan pangan menuju kemandirian pangan Indonesia.

Untuk akselerasi, kata Herman, butuh gerakan masif dan salah satu yang paling siap adalah TNI yang. Mereka, kata Herman, mudah dimobilisasi. Herman juga mengatakan rencana pengembangan empat batalyon di Aceh mencakup program penerimaan TNI dari sarjana pertanian.

“Saya sangat mendukung program Pangdam IM, Pak Niko, karena itu bagi saya akan memperkuat Aceh sebagai daerah agraris sehingga pangannya itu tercukupi dan bisa mendorong untuk bisa dikirim ke provinsi yang lain, itu satu sisi,” ujar Herman.

Alumni Lemhanas itu juga mengatakan pembentukan batalyon baru itu bakal banyak menggunakan TNI. Herman yakin ruang itu bakal diberikan kepada putra Aceh. Secara otomatis hal ini dapat meningkatkan nasionalisme.

“Tentara Indonesia itukan bukan hanya untuk berperang, juga ada TNI manunggal bersama rakyat, jadi banyak hal yang dilakukan tentara saat tidak berperang, dan itu keuntungan bagi kita masyarakat, jadi jangan cuman dilihat dari sisi TNI itu pasti berperang,” ujarnya.

Herman mengatakan masih banyak lahan tidak produktif di Aceh. Dengan bantuan TNI, lahan-lahan itu dapat digarap untuk dikembangkan menjadi menghasilkan produk pangan. Herman juga berpendapat pendirian empat batalyon ini akan mendongkrak ekonomi. Sebab ada ratusan prajurit yang menghabiskan gaji mereka di Aceh. maka akan terjadi perputaran uang.

Jadi, kata dia, menumbuhkan perekonomian dan meningkatkan interaksi sosial di kawasan tersebut. Herman menilai hal itu diperlukan.

“Penambahan bahan empat batalyon baru itu bukan tempur, jangan nanti ditambah-tambahi dan digiring, banyak kali tentara di Aceh, untuk apa, emang Aceh mau perang, nah kawan kawan melihat dari sisi itu,” kata Herman.

Sebagai akademisi dan alumni Lemhanas, Herman melihat isu ini lebih komprehensif. Demikian juga dalam memandang Indonesia. Karena itu, sebagai akademisi dan anggota masyarakat, dia mendukung penambahan batalyon di Aceh.

“Kenapa mendukung, karena TNI itu jangan dilihat dari sebatas untuk berperang, tetapi TNI juga digunakan pada masa damai manunggal bersama rakyat,” kata Herman.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *