Fajarul Arwalis Pengamat Politik: Dari Balik Layar, M. Nasir Bantu Mualem Menangkan Sengketa 4 Pulau: Profesional, Cerdas, dan Loyal

BERITA17 Dilihat

BANDA ACEH – Sengketa empat pulau antara Aceh dan Sumatera Utara telah menjadi perhatian publik nasional. Namun di balik sorotan terhadap para pemimpin utama, terdapat satu sosok yang bekerja dalam diam namun memainkan peran penting: Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah (Plt Sekda) Aceh, M. Nasir. Menurut Fajarul Arwalis, Ketua Kebijakan Publik dan Pengamat Politik Aceh, M. Nasir adalah sosok krusial yang turut mengamankan kemenangan Aceh dalam sengketa tersebut.

 

“Bang Nasir benar-benar bekerja siang malam, menyiapkan data, dokumen, dan strategi administratif yang dibutuhkan oleh Gubernur Mualem. Meskipun tak banyak tampil di publik, perannya sangat strategis dan vital,” ungkap Fajarul. Ia menilai, ketepatan dan ketelitian M. Nasir dalam menyusun argumen administratif merupakan salah satu kunci sukses penyelesaian sengketa yang berpihak pada Aceh.

 

M. Nasir merupakan alumni Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dengan spesialisasi di bidang kebijakan publik. Latar belakang akademis tersebut menjadikannya ahli dalam pengelolaan pemerintahan dan birokrasi. Kemampuan teknokratiknya sangat berperan dalam mengimbangi kepemimpinan Gubernur Mualem yang dikenal kuat di lapangan dan berjiwa perjuangan.

 

Sejak dilantik sebagai Plt Sekda Aceh pada Maret 2025, M. Nasir telah menunjukkan kinerja yang solid dan proaktif. Ia terlibat dalam berbagai isu strategis, termasuk advokasi Aceh di tingkat nasional. Kolaborasi antara Mualem dan M. Nasir pun menjadi kombinasi ideal antara kekuatan politik dan keahlian administratif dalam menjaga kepentingan daerah.

 

Tak hanya mendapat kepercayaan dari pemerintah daerah, M. Nasir juga diakui oleh kalangan akademisi. Baru-baru ini, alumni Universitas Gadjah Mada di Aceh secara aklamasi memilihnya sebagai Ketua Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Aceh untuk periode lima tahun ke depan. Penghargaan ini dinilai sebagai bentuk pengakuan atas integritas, dedikasi, dan kontribusinya terhadap kemajuan Aceh.

 

Fajarul menutup pernyataannya dengan harapan agar masyarakat lebih mengenali dan menghargai para birokrat yang bekerja dalam senyap, namun memiliki dampak besar bagi daerah. “Kemenangan Aceh dalam sengketa 4 pulau bukan hanya soal diplomasi politik, tapi juga keberhasilan tim teknis dan administrasi yang solid di belakang layar,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed