BANDA ACEH – Partai Perjuangan Aceh (PPA) hadir sebagai partai lokal yang membawa semangat pembaruan dalam dunia politik Aceh. Dengan semboyan “Berani, Jujur, Setia”, PPA tak sekadar menabur janji, melainkan menanamkan nilai-nilai moral sebagai fondasi utama perjuangannya. Penanaman semboyan ini bukanlah tanpa alasan, mengingat kondisi sosial dan politik saat ini yang dianggap telah mengalami kemunduran moral dan krisis integritas.
Fuad Samad, wakil ketua umum bidang luar negeri dalam tulisannya menegaskan bahwa semboyan ini bukan hanya slogan kosong, tetapi sebuah komitmen perjuangan. “Berani” diartikan sebagai keberanian yang bukan sekadar nekat, tetapi kemampuan menghadapi ketakutan dan tantangan dengan tekad dan tanggung jawab. Keberanian ini dibutuhkan untuk melawan ketidakadilan dan mengubah sistem yang tidak berpihak kepada rakyat.
Sementara itu, “Jujur” dimaknai sebagai sikap lurus hati, apa adanya, serta tidak menyembunyikan kebenaran. Dalam realitas hari ini, di mana kejujuran kerap dikalahkan oleh kepentingan sesaat, PPA mengangkat kembali pentingnya integritas pribadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kader PPA dididik untuk menjadikan kejujuran sebagai pedoman dalam tindakan dan pengambilan keputusan, baik dalam aktivitas politik maupun sosial.
Baca Juga: Lahirnya Kekuatan Besar Perpolitikan Partai Lokal Aceh
Adapun kata “Setia”, mengandung makna mendalam tentang loyalitas terhadap perjuangan, rakyat, dan nilai-nilai luhur partai. Bukan hanya sekadar taat pada aturan organisasi, tetapi juga setia kepada janji dan komitmen yang telah diikrarkan kepada masyarakat. Di tengah budaya politik yang sering berubah-ubah arah dan sikap, nilai kesetiaan ini menjadi tonggak moral yang langka namun sangat dibutuhkan.
PPA menyadari bahwa ketiga nilai tersebut—berani, jujur, setia—telah mulai luntur dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, partai ini dengan tegas menjadikannya sebagai semboyan utama, bukan hanya sebagai identitas, tetapi juga sebagai panduan perilaku seluruh kadernya. Dari sinilah PPA bertekad untuk menanamkan nilai-nilai tersebut mulai dari individu, keluarga, hingga masyarakat luas.
Menurut Fuad Samad, kondisi merajalelanya korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan di berbagai lini pemerintahan adalah akibat langsung dari hilangnya nilai kejujuran dan kesetiaan, serta penyimpangan terhadap makna keberanian yang sejati. Dalam konteks ini, keberanian justru sering dimanfaatkan untuk melakukan pelanggaran hukum dan etika demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Baca Juga: PPA Buka Rekrutmen Satgas Perjuangan, Siap Cetak Kader Militan dan Cerdas
PPA hadir dengan semangat baru untuk membalikkan keadaan. Melalui pendidikan politik yang berbasis karakter, PPA membina kader-kadernya agar memiliki keberanian membela kebenaran, menjunjung tinggi kejujuran, dan setia terhadap prinsip perjuangan. Ini merupakan pekerjaan berat, namun bagi PPA, langkah kecil yang konsisten lebih baik daripada diam dan menyerah terhadap keadaan.
Fuad Samad menegaskan bahwa visi besar PPA adalah menciptakan pemerintahan yang bersih dan melayani, dengan fondasi keimanan dan syariat Islam yang kuat. Para kader yang akan mengisi ruang-ruang kekuasaan nantinya dipastikan akan membawa semangat perubahan yang berpihak pada masyarakat kecil, dan menjauhi praktik kotor yang telah lama mencederai kepercayaan publik.
Dengan semboyan “Berani, Jujur, Setia”, PPA ingin mengembalikan ruh politik Aceh sebagai alat pengabdian, bukan sekadar alat kekuasaan. Sebuah langkah revolusioner di tengah derasnya arus pragmatisme politik. Aceh membutuhkan keberanian untuk berubah, kejujuran untuk membangun, dan kesetiaan untuk menjaga amanah rakyat. Dan PPA, siap menjadi pelopornya.










