Bank Indonesia Intervensi Pasar Luar Negeri Guna Menstabilkan Rupiah

BERITA, EKBIS72 Dilihat

Acehupdate.net, BANDA ACEH – Bank Indonesia memutuskan untuk melakukan intervensi di pasar off-shore (Non Deliverable Forward) guna menstabilkan nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global. Keputusan itu diambil setelah Dewan Gubernur Bank Indonesia melakukan rapat pada Senin, 7 April 2025 kemarin.

“Sebagaimana diketahui, kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan pemerintah AS tanggal 2 April 2025 dan respons kebijakan retaliasi tarif oleh pemerintah Tiongkok tanggal 4 April 2025 telah menimbulkan gejolak pasar keuangan global, termasuk arus modal keluar dan tingginya tekanan pelemahan nilai tukar di banyak negara, khususnya negara emerging market. Tekanan terhadap nilai tukar rupiah telah terjadi di pasar off-shore  (Non Deliverable Forward/NDF) di tengah libur panjang pasar domestik dalam rangka Idulfitri 1446 H,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam siaran persnya, Selasa, 8 April 2025.

Menurut Ramdan, intervensi di pasar off-shore dilakukan BI secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa dan New York. Bank Indonesia juga akan melakukan intervensi secara agresif di pasar domestik sejak awal pembukaan pada 8 April 2025, dengan intervensi di pasar valas (Spot dan DNDF) serta pembelian SBN di pasar sekunder.

Selain itu, kata Ramdan, Bank Indonesia juga akan melakukan optimalisasi instrumen likuiditas rupiah untuk memastikan kecukupan likuiditas di pasar uang dan perbankan domestik.

“Serangkaian langkah-langkah Bank Indonesia ini ditujukan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah serta menjaga kepercayaan pelaku pasar dan investor terhadap Indonesia,” kata dia.

Diketahui, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagaan hari Selasa, 8 April 2025, melemah sebesar 24 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.846 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.822 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, seperti dilansir Antara, menilai nilai tukar (kurs) rupiah bisa memperoleh sentimen positif dari aksi buy on dip di sebagian pasar saham Asia.

“Aksi buy on dip pasar hari ini bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko, (kendati) pasar masih rentan tertekan pekan ini karena isu perang tarif masih bergulir dan pasar menunggu hasil negosiasi tarif beberapa negara,” ungkap dia.

Pada pagi ini, lanjutnya, sebagian pasar saham Asia terlihat rebound. Hal ini menandakan banyak investor memanfaatkan momen harga yang sudah menurun signifikan di berbagai bursa saham dengan harapan ke depan pasar akan melonjak kembali.

“Sentimen ini bisa positif, bisa menahan pelemahan rupiah hari ini,” kata dia.

Menurut Aris, pasar keuangan Indonesia yang baru buka hari ini mungkin merespon negatif terhadap berbagai isu selama libur Lebaran, terutama soal pengumuman tarif impor baru AS dan aksi balasan dari beberapa negara seperti China dan Kanada.

“Jadi, mungkin saja rupiah akan bergerak di Rp16.800 di awal perdagangan dan bisa ditutup lebih kuat di akhir perdagangan hari ini di sekitar Rp16.700,” ucap dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *