Bang Jack Jubir KPA Pusat Apresiasi Pemerintah Aceh: Momentum 20 Tahun Damai Harus Jadi Energi Membangun Aceh Bermartabat

BERITA36 Dilihat

BANDA ACEH – Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat, Zakaria M Yacob. menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Pemerintah Aceh atas terselenggaranya peringatan 20 tahun Damai Aceh.

Menurutnya, rangkaian kegiatan yang digelar bukan sekadar seremoni, melainkan berhasil menggugah kesadaran semua pihak tentang makna dan pentingnya merawat perdamaian.

“Terima kasih kepada Pemerintah Aceh yang telah mendorong lahirnya kegiatan peringatan 20 tahun damai melalui Badan Reintegrasi Aceh (BRA). Ini sesuatu yang sangat baik dan patut dilestarikan sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang,” ujar Bang Jack dalam keterangannya, Jumat (15/8/2025).

Baca Juga: Jubir KPA Pusat Zakaria M Yacob: Dua Dekade Damai Aceh Harus Menjadi Pilar Keadilan dan Kesejahteraan yang Merata.

Peringatan dua dekade damai tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf atau Mualem, bersama Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah atau Dek Fadh. BRA tampil sebagai motor penggerak utama, memastikan seluruh rangkaian kegiatan berjalan penuh khidmat.

Bang Jack menilai keseriusan pemerintah ini mencerminkan semangat dan komitmen yang kuat untuk menjaga keabadian perdamaian yang lahir dari Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki pada 15 Agustus 2005.

Menurutnya, momentum dua dekade damai ini harus dimaknai lebih dalam, tidak hanya sebagai refleksi masa lalu tetapi juga sebagai energi baru untuk membangun Aceh yang lebih maju, berkeadilan, dan bermartabat.

Baca Juga: Katahati Institute: Implementasi Damai Aceh Belum Selesai

“Kami dari KPA merasa bangga sekaligus yakin bahwa Mualem dan Dek Fadh mampu membawa Aceh ke arah yang lebih baik. Perdamaian adalah pondasi, sementara pembangunan adalah wujud nyata dari pondasi tersebut,” tegas Bang Jack.

Dalam kesempatan itu, Bang Jack juga memberikan apresiasi khusus kepada jajaran BRA yang dinilainya telah bekerja keras menghidupkan kembali semangat perdamaian di tengah masyarakat.

Ia menekankan bahwa tugas besar BRA tidak berhenti pada penyelenggaraan acara, melainkan juga dalam memastikan program-program reintegrasi terus berjalan dengan baik demi terciptanya keadilan sosial.

Lebih lanjut, Bang Jack mengingatkan pentingnya perhatian dari pemerintah pusat, khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Ia berharap semua kewenangan Aceh yang telah diatur dalam MoU Helsinki dan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) dapat segera diwujudkan secara menyeluruh.

“Kewenangan yang dijanjikan harus diberikan sepenuhnya, karena itu bagian dari keadilan yang akan memperkuat perdamaian,” katanya.

Bang Jack juga mengajak seluruh rakyat Aceh untuk bahu-membahu mendukung kepemimpinan Mualem dan Dek Fadh. Menurutnya, hanya dengan persatuan dan kerja sama yang erat, cita-cita Aceh damai, bermartabat, dan berdaulat dapat diwujudkan.

“Damai ini bukan hanya milik elite, tetapi milik seluruh rakyat Aceh. Karena itu, mari kita rawat bersama dengan keikhlasan,” pesannya.

Dua dekade damai adalah capaian bersejarah, namun Bang Jack menekankan bahwa perjalanan Aceh masih panjang. Ia menutup pernyataannya dengan harapan besar agar seluruh elemen masyarakat, lembaga swadaya masyarakat ,sipil, dan komunitas internasional tetap berperan aktif dalam mengawal implementasi MoU Helsinki.

“Perdamaian sejati adalah ketika masyarakat Aceh merasakan kesejahteraan yang merata, keadilan yang tegak, dan harkat martabat yang dijunjung tinggi.

Sekaligus dalam rangka HUT RI ke 80. Maka dua momentum ini harus menjadi semangat bersama. Untuk pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat mengentaskan rakyat Aceh dari kemiskinan. Akibat konflik dan bencana

“Dua momentum ini harus menjadi semangat. Untuk saling membangun kembali kepercayaan rakyat. Dengan memenuhi apa yang di janjikan dalam MoU dan UUPA,” tutup mantan ajudan Teungku Muhammad Hasan Tiro.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *