BANDA ACEH – Zohran Mamdani seperti mentari pertama Muharram 1447 Hijriyah yang menghangatkan atmosfer politik New York dan Amerika Serikat secara umum. Terutama setelah Presiden AS, Donald Trump, merasa terusik dan menyerang calon wali kota New York yang baru, Mamdani dengan pernyataan miring.
“Zohran Mamdani, seorang 100 persen komunis gila, baru saja menang pemilihan pendahuluan Demokrat dan dalam perjalanannya menjadi wali kota,” kata Trump seperti dikutip dari CNNIndonesia, Kamis, 26 Juni 2025.
“Kita pernah punya politikus sayap kiri radikal sebelumnya. Tetapi, yang satu ini sudah kelewatan. Penampilannya sangat buruk. Suaranya menyakitkan didengar dan tak terlalu pintar.”
Mamdani adalah politikus muslim Partai Demokrat. Usianya baru 33 tahun. Seperti yang dikatakan Trump, Mamdani memang selangkah lagi menjadi wali kota pertama di Kota Yang Tak Pernah Tidur. Dia mengalahkan bekas Gubernur New York, Andrew Cuomo, dengan kemenangan telak selama putaran pertama pemungutan suara.
“Dalam kata-kata Nelson Mandela, ‘semuanya selalu tampak mustahil hingga selesai’. Teman-teman, semuanya sudah selesai. Dan Anda adalah orang-orang yang melakukannya. Saya merasa terhormat menjadi calon Wali Kota New York City dari Partai Demokrat,” kata Mamdani kepada para pendukung setelah memenangi pemilihan pendahuluan.
Pada pemilihan itu, Mamdani memperoleh 43,5 persen suara. Lawannya, Cuomo, memperoleh 36,4 persen. Mamdani menang besar di wilayah Queens, Brooklyn, dan sebagian besar Manhattan. Suara Cuomo berasal dari Bronx dan Staten Island. Cukup mencolok untuk kandidat yang datang dari “antah berantah”.
Mamdani, yang menggambarkan diri sebagai seorang sosialis demokrat. Dia menggemakan Alexandria Ocasio-Cortez, sosialis demokrat seperti dirinya, yang meraih ketenaran politik di AS pada 2018.
Ocasio-Cortez pula yang mendukung pencalonan Mamdani. Politikus lain yang mendukungnya adalah senator Bernie Sanders. Saat mengikuti pemilihan itu, Mamdani merupakan anggota legislatif mewakili wilayah Astoria, Queens, New York. Dia menduduki posisi itu sejak 2021. Bernama lengkap Zohran Kwame Mamdani, Mamdani lahir di Kampala, Uganda pada 18 Oktober 1991.
Ayah Mamdani, Mahmood Mamdani, ialah seorang profesor kajian pascakolonial berdarah India-Uganda. Mengikuti sang ayah, Mamdani penganut Syiah. Setelah sempat tinggal di Afrika Selatan selama beberapa tahun, keluarga Mamdani pindah ke New York saat Mamdani berusia 7 tahun. Mamdani kecil bersekolah di Bank Street School for Children sebelum melanjutkan sekolah di Bronx High School of Science.
Mamdani lantas menempuh pendidikan di Bowdoin College. Di sana, ia turut mendirikan cabang Students for Justice in Palestine. Itu adalah organisasi hak asasi manusia yang mulanya didirikan di University of California, Berkeley pada 1993. Organisasi itu didirikan untuk memperjuangkan pembebasan Palestina. Mamdani terjun ke dunia politik lokal sebagai relawan di tim kampanye Ali Najmi pada 2015.
Dua tahun berselang, Mamdani bergabung dengan Democratic Socialists of America (DSA) dan terlibat dalam kampnye untuk kandidat anggota dewan New York Khader El-Yateem. Pada 2021, Mamdani memberanikan diri untuk naik ke panggung politik sebagai kandidat anggota legislatif di parlemen lokal. Setelah melalui kampanye yang sulit sebagai minoritas ganda, ia terpilih jadi anggota legislatif mewakili wilayah Astoria, Queens. Popularitas Mamdani berasal dari model kampanye kreatif. Dia pernah mengunggah video berbahasa Urdu.
Pada video lain, dia berbicara dalam bahasa Spanyol. Video-video ini ditonton banyak orang. Terutama saat dia mewawancarai para pemilih dari partai lawan: Republik. Mamdani tak ragu menanyakan alasan pemilih Republik memilih Trump pada pemilihan presiden lalu. Dia juga bertanya tentang hal-hal yang membuat para pemilih Republik beralih ke Demokrat. Mamdani, dalam kampanye-kampanyenya, menjanjikan New York menjadi kota yang murah. Mamdani mengatakan New York adalah salah satu kota yang biaya hidupnya paling mahal di dunia.
Untuk mewujudkan kampanyenya itu, jika terpilih kelak, dia berencana menggratiskan transportasi umum, kesehatan untuk anak, dan membebaskan biaya sewa rumah subsidi.
“Ini adalah kota di mana satu dari empat warganya hidup dalam kemiskinan. Sebuah kota di mana 500.000 orang tidur dengan perut kosong setiap malam,” kata Mamdani.
Namun yang paling membuat Republik seperti kebakaran janggut adalah serangannya terhadap keterlibatan AS dalam perang Israel versus Iran. Dia juga terang-terangan memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Mamdani, kepada salah satu media, menyatakan bakal menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika dia berkunjung ke New York sebagai penjahat kemanusiaan.
Pada Pemilihan Wali Kota New York, 4 November 2025, Mamdani bakal berhadapan dengan Eric Adams, wali kota petahana; dan kandidat dari Partai Republik, Curtis Sliwa. Memenangi pemilihan ini bakal menjadikan Mamdani sebagai Wali Kota New York pertama beragama Islam dalam sejarah Abang Sam.***