Acehupdate.net, BANDA ACEH – Belajar langsung bersama Masyarakat Hukum Adat (MHA) menjadi kesempatan langka bagi mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK) serta mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar Raniry.
Pembelajaran langsung di lapangan tersebut juga menjadi sumber primer, sehingga mahasiswa yang selama ini cenderung belajar teori di kampus akan mendapat pengetahuan dari sumber asli tentang berbagai hal yang berkaitan dengan adat termasuk tanah ulayat.
“Ini tentu akan menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi mahasiswa dalam menggali pengetahuan dan informasi aktual dari sumber yang terpercaya,” kata Kepala Pusat Riset Hukum, Islam dan Adat (PRHIA) Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Azhari Yahya, Senin, 24 Februari 2025.
Pernyataan Azhari tersebut menindaklanjuti pengabdian yang dilakukan 71 mahasiswa dari Jurusan Kehutanan USK, Fakultas Pertanian, FISIP, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar Raniry di Gampong Iboh Tunong, wilayah Masyarakat Hukum Adat (MHA) Mukim Seulimeum, Aceh Besar.
Ikut serta dalam pengabdian tersebut para dosen dari berbagai fakultas.
Adat Mukim Paloh Azhari mengatakan berkat kolaborasi berbagai pihak, PRHIA telah berkontribusi nyata melalukan riset dan pendampingan dalam mepercepat lahirnya tanah ilayat di Aceh. Sementara itu, Ketua Panitia Teuku Muttaqin Mansur mengatakan pengabdian tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada peserta tentang masyarakat hukum adat.
“Mereka masih mempertahankan, menjaga dan melindungi hak-hak tradisionalnya secara kearifan lokal. Ini juga selaras dengan peraturan perundangan kita yang mengakui dan menghormati MHA,” kata Teuku Muttaqin.
Selain itu, Muttaqin mengatakan mahasiswa turut diajarkan agar peka terhadap lingkungan sekitar. Mereka juga menanam 300 bibit pohon di tanah ulayat yang menjadi sumber mata air utama bagi Mukim Seulimuem, khususnya Gampong Iboh Tunong.***
