Menunggu Pemerintahan Illiza Keluar Dari Tradisi Janji Kosong

BERITA26 Dilihat

Banda Aceh – Enam bulan sudah roda pemerintahan Kota Banda Aceh berputar di bawah komando Wali Kota Illiza dan Wakil Wali Kota Afdhal. Bukan lagi saatnya mengumbar janji manis, kini publik menanti bukti nyata dari setiap komitmen yang pernah diucapkan.

Dua kawasan strategis, Simpang Tujuh Ulee Kareng dan Peunayong, menjadi sorotan utama.

“Konon itu pernah dijanjikan pada masa kampanye dulu,” kata DR Usman Lamreueng, pengamat kebijakan publik seperti dikutip Beritamerdeka.com, Sabtu 16 Agustus 2025.

DR Usman Lamreueng

 

Janji penataan dan revitalisasi kedua kawasan ini sebenarnya bukan barang baru. Pemerintah sebelumnya bahkan sempat mengalokasikan dana Rp7 miliar untuk Ulee Kareng, namun sayang, anggaran tersebut kandas di tengah jalan.

Kini, muncul pertanyaan krusial: akankah pemerintahan Illiza mengulang sejarah pahit, atau berani mendobrak tradisi dengan mengalokasikan anggaran di tahun 2026?

Ulee Kareng, dengan potensi kopi yang mendunia, dapat disulap menjadi magnet wisata sekaligus solusi kemacetan. Sementara Peunayong, kota tua yang menyimpan jejak sejarah dan budaya multi-etnis, kini memprihatinkan.

Masyarakat tak ingin lagi dikecewakan. Penataan Ulee Kareng dan Peunayong bukan sekadar janji politik, melainkan amanat rencana tata ruang kota yang harus direalisasikan.

Menurut Usman Lamreueng, Tahun 2026 akan menjadi pembuktian. Mampukah pemerintahan Illiza keluar dari lingkaran janji kosong, atau justru menambah daftar panjang kegagalan? Waktu akan menjawab.(*)

 

Sumber: Beritamerdeka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *