BANDA ACEH – Provinsi Aceh kerap menghadapi cuaca panas ekstrem, sebuah kondisi yang tidak hanya memicu ketidaknyamanan, tetapi juga membawa ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Dari dehidrasi ringan hingga kondisi yang mengancam jiwa seperti heatstroke, paparan panas berlebihan menuntut kewaspadaan tinggi.
Dalam menghadapi tantangan ini, peran dokter spesialis penyakit dalam menjadi sangat vital dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Dokter Junita, M.Kes, Sp.PD, Spesialis Penyakit Dalam RSUD Fauziah Bireuen, menjelaskan bahwa cuaca panas dapat membebani mekanisme pengaturan suhu tubuh.
“Tubuh kita berupaya mengeluarkan panas melalui keringat. Namun, jika suhu terlalu tinggi dan cairan tidak diganti, kita berisiko mengalami dehidrasi, kelelahan panas (heat exhaustion), hingga yang paling berbahaya, serangan panas (heatstroke),” paparnya.
Beliau menambahkan, “Heatstroke adalah kondisi darurat medis di mana suhu tubuh inti bisa melonjak di atas 40°C, menyebabkan kebingungan, kejang, bahkan hilang kesadaran. Ini adalah kondisi yang memerlukan penanganan medis segera.”
Lebih lanjut, dr. Junita menekankan bahwa cuaca panas juga berpotensi memperburuk kondisi kesehatan kronis seperti penyakit jantung, ginjal, dan diabetes.
“Pasien dengan kondisi ini memiliki kerentanan lebih tinggi terhadap komplikasi. Di sinilah internis berperan penting dalam memberikan penanganan dan pencegahan yang tepat,” tambahnya.
Dengan langkah pencegahan yang tepat dan pemahaman akan pentingnya peran dokter spesialis penyakit dalam, diharapkan masyarakat Aceh dapat menjaga kesehatan mereka di tengah cuaca panas ekstrem yang melanda. Ingat, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.
“Dokter spesialis penyakit dalam, atau internis, memiliki keahlian luas dalam pencegahan, diagnosis, dan pengobatan berbagai penyakit pada orang dewasa. Dalam konteks cuaca panas, keahlian mereka sangat relevan dan dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga kesehatan Anda,” tutup dr. Junita.