Tangis Istri Imam Pecah di Hadapan Haji Uma: Seberat Apapun Hukuman Tidak Membuat Suami Saya Kembali

BERITA, HUKUM225 Dilihat

Acehupdate.net, ACEH UTARA – “Apapun hukuman terhadap tersangka tidak mengembalikan suami saya, dan anak saya kehilangan sosok ayahnya,” tangis Yeni Mulyani (35) pecah di hadapan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Sudirman saat mengenang suaminya Hasfiani alias Imam yang kehilangan nyawa usai ditembak oleh oknum TNI AL berinisial DI.

Anggota Komite I DPD Republik Indonesia tersebut menyambangi kediaman korban di Gampong Uteun Geulinggang, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Jumat, 28 Maret 2025.

Dikutip Acehupdate.net dari AJNN, Yeni tidak kuasa menahan tangis saat menyampaikan harapannya supaya tersangka pembunuh suaminya yang bekerja sampingan sebagai agen mobil itu dihukum seberat-beratnya.

“Keluarga secara langsung menyurati saya untuk memberikan dukungan dan mengadvokasi terkait kasus ini. Mereka juga mengharapkan perlindungan atau hadirnya seorang pengacara, Insya Allah saya mencari pengacara atas permintaan mereka. Apakah nanti masuk ke ranah pembelaan atau hanya mengontrol saja, yang penting sudah disiapkan,” kata Haji Uma usai menyambangi kediaman korban.

Haji Uma mengharapkan kasus tersebut diselesaikan secara terbuka dan memberikan keadilan bagi keluarga. Dari perkara ini, kata dia, masyarakat bisa terdidik terhadap bagaimana penegakan hukum di institusi TNI khususnya Angkatan Laut (AL).

“Sesuai tupoksi saya di komite satu yang membidangi tentang politik, hukum dan keamanan wajib serta penting melihat langsung bagaimana persoalan terjadi saat ini,” tuturnya.

Sepulang dari rumah korban, Haji Uma bertolak bertemu dengan Komandan Lanal Lhokseumawe, Letkol Laut (P) Andi Susanto di Mako Lanal setempat. Di sana, sebut Haji Uma, berdasarkan komunikasi berlangsung Danlanal menyatakan ketegasan tidak menutup-nutupi kasus tersebut, hukum tetap harus ditegakkan.

“Danlanal menerima baik kehadiran kita dalam upaya melakukan pengawasan terhadap kasus ini. Ke depan dievaluasi jangan sampai terjadi lagi, maka beliau sangat menyambut baik,” tutur Haji Uma.

Menurut Haji Uma ada dua hal yang perlu dievaluasi di tubuh TNI, pertama bagaimana aturan di internal institusi tersebut mengingat fenomenal seperti kasus pembunuhan dilakukan oknum sudah berkali-kali terjadi.

Selanjutnya, pola rekrutmen terhadap TNI baik itu angkatan darat, laut atau udara. Terakhir, legalitas penggunaan senjata api pada masa sedang tidak bertugas bagaimana standar operasional prosedur, sehingga tidak terjadi kembali ketimpangan dalam aturan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *