Sinergi Komisi III DPRA dan PT PEMA dalam Rapat Strategis di Banda Aceh

BERITA104 Dilihat

 

Banda Aceh – PT Pembangunan Aceh (PEMA) menggelar rapat strategis bersama Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Rabu (24/9/2025).

Pertemuan ini dihadiri langsung oleh jajaran pimpinan PEMA serta para anggota Komisi III DPRA, dengan tujuan memperkuat koordinasi dan mendorong optimalisasi peran BUMD tersebut dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh.

Ketua Komisi III DPRA, Hj. Aisyah Ismail atau yang akrab disapa Kak Iin, hadir bersama sejumlah anggota, di antaranya Bunda Salma, Edi Sadikin, Ermiyadi, dan Dalimi. Mereka memberikan apresiasi terhadap capaian kinerja PT PEMA yang dipimpin oleh generasi muda penuh semangat dan inovasi.

“Kita harus akui, anak-anak muda yang memimpin PEMA selama ini telah menunjukkan kinerja yang cukup optimal. Ini patut kita dukung bersama,” ujar Hj. Aisyah Ismail dalam rapat tersebut.

Dari pihak PEMA, rapat dihadiri oleh Direktur Utama Mawardi Nur, SE., Direktur Umum dan Keuangan Dr. (C) Tgk. H. Muhammad Nur, M.Si., Direktur Pengembangan Bisnis Naufal Natsir Mahmud, ST., Direktur Komersial Faisal Ilyas, SE., MM., Sekretaris Perusahaan Reza Irwanda, serta Manajer Keuangan Dedi Darmadi.

Jajaran ini memaparkan sejumlah langkah strategis yang telah dan akan dilakukan PEMA dalam mengelola potensi sektor migas, energi, dan bisnis lainnya di Aceh.

Komisi III DPRA menilai, kehadiran PEMA sangat penting dalam memaksimalkan potensi ekonomi daerah. Melalui tata kelola yang profesional dan transparan, PEMA diharapkan mampu menjadi motor penggerak PAD sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan di Aceh.

“Kami berharap PEMA terus memperluas jaringan bisnis dan memperkuat investasi agar bisa memberikan manfaat nyata bagi rakyat Aceh,” tambah salah satu anggota Komisi III.

Rapat strategis ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara legislatif dan BUMD daerah. Dengan dukungan penuh dari Komisi III DPRA, PT PEMA diharapkan dapat terus berkembang menjadi perusahaan daerah yang modern, akuntabel, dan berdaya saing tinggi. Harapannya, keberadaan PEMA tidak hanya menjadi simbol, tetapi benar-benar hadir sebagai penopang utama ekonomi Aceh ke depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *