Satu Keluarga di Aceh Utara Tinggal di Gubuk Reyot Tanpa Listrik

BERITA, DAERAH24 Dilihat

ACEH UTARA – Rudi (43) dan istrinya Nilawati (42) beserta empat anaknya tinggal di sebuah gubuk reyot di tengah tambak Gampong Me Merbo, Kecamatan Tanah Pasir, Aceh Utara. Rumah berdinding tepas dan beratapkan daun rumbia tersebut telah dihuni sejak sepuluh tahun lalu, kini kondisinya nyaris roboh.

Adapun empat anak mereka yakni Rahmadyansyah (22), Muhammad Rafi (18), Rahmadana (14) dan Syahrul Ramadhan (8).  Kerusakan rumah tersebut semakin parah sejak setahun terakhir. Di dalamnya, tidak terlihat kasur, sofa, lemari.

Gubuk yang dihuni Rudi bahkan masih beralaskan tanah. Untuk tidur, mereka sama sekali tidak memiliki tempat yang layak, hanya papan dan ambal lusuh dijadikan sebagai alas melepas lelah setelah seharian beraktivitas.

Gubuk tersebut kini sudah banyak bolong. Tak ayal tiap malam, mereka harus menahan dinginnya angin yang menusuk tulang. Bahkan tiap kali turun hujan deras dan angin kencang Rudi serta anak-anak mengandalkan terpal sebagai tempat berlindung.

 

Kondisi bagian dalam rumah milik Rudi di Aceh Utara. Foto: Sarina.

 

Mirisnya lagi, keluarga Rudi belum merasakan terangnya cahaya lampu lantaran rumah mereka tidak terpasang listrik. Bermodalkan lentera sebagai penerang saat mereka makan, beribadah dan tidur di sana.

Mengutip pemberitaan AJNN, Rudi mengatakan dirinya hanya pekerja serabutan. Terkadang menjadi nelayan, tukang bangunan hingga pencari kepiting. Ia turut dibantu oleh istri tercintanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika ada panggilan pekerjaan, kata Rudi, penghasilan didapatkan sekitar Rp 120 ribu per hari. Namun sayangnya, kerja tersebut tidak terus ada.

“Kadang-kadang dalam satu bulan tidak ada sama sekali panggilan atau pekerjaan apapun, sehingga kami tidak mendapat penghasilan apa-apa,” kata Rudi, Jumat, 18 April 2025.

Jarak rumah Rudi dengan jalan lintas kecamatan sekitar 500 meter. Jika hujan mengguyur, kondisi jalan menuju rumahnya berlumpur, sulit dilintasi masyarakat, karena Rudi tinggal di tengah-tengah tambak masyarakat.

Anak-anak Rudi tiga di antaranya masih mengenyam pendidikan, sementara putra sulung mereka sudah menamatkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan perikanan. Mereka menempuh pendidikan di sekolah yang tidak jauh dari kediamannya.

“Saya tinggal di tanah milik orang, jadi selama ini ada beberapa yang melihat kondisi rumah kami tidak dapat membantu karena bukan lahan sendiri,” ujar Rudi, pasrah.  Jangankan untuk membeli tanah, bagi Rudi mendapatkan uang menghidupi keluarga kecilnya itu begitu sulit. Rudi mengaku ingin hidup layak seperti masyarakat lainnya.

“Harapannya ke depan ada rezeki bisa beli tanah dan membangun rumah sehingga anak-anak bisa tinggal di tempat yang layak. Saya juga berharap pemerintah memperhatikan rakyat kecil seperti kami,” ucap Rudi  berlinang air mata.

Bagi dernawan atau masyarakat yang ingin membantu dan mendonasi bantuan kepada masyarakat Rudi bisa ditransfer ke rekening Bank Syariah Indonesia (BSI) 4533151970 atas nama Lembaga Peduli Dhuafa.

Bagi yang sudah mengirimkan donasi, bisa mengkonfirmasikan pengirimannya ke nomor kontak 085260514047. Atau bagi yang ingin bertemu dengan keluarga ini, bisa kontak langsung ke nomor 083872853962 milik Rudi.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *