Persiraja Minta PSSI Usut Dugaan Suap dan Pemerasan di Laga Lawan PSPS

BERITA, DAERAH, OLAHRAGA208 Dilihat

Acehupdate.net, BANDA ACEH – Persiraja Banda Aceh secara resmi melayangkan surat protes kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terkait dugaan kecurangan dan keputusan kontroversial yang dibuat oleh perangkat pertandingan dalam laga Babak 8 Besar Liga 2 2024/25.

Pertandingan yang berlangsung pada 11 Februari 2025 di Stadion Kaharuddin Nasution, Pekanbaru, berakhir dengan kemenangan 1-0 bagi PSPS Pekanbaru. Laga ini dipimpin oleh wasit tengah Amri Nurhadi, dibantu oleh asisten wasit Sukirman dan Erys Nursansandy, serta wasit tunggu Fibay Rahmatullah. Adapun penilai wasit adalah Maslah Ihksan, sementara match commissioner dijabat oleh Iip Saepulloh.

Manajer Persiraja, Ridha Mafdhul Gidong mengatakan, surat protes itu juga ditujukan kepada Komite Disiplin PSSI, Komite Wasit PSSI, disertai dengan bukti-bukti yang ada.

“Kami yakin ini bukan sekadar human error, tetapi diduga sebagai bagian dari skenario besar untuk mengalahkan Persiraja dan memenangkan PSPS Pekanbaru,” ujar Gidong, Jumat, 14 Februari 2025.

Menurutnya, kejadian ini tidak bisa dianggap sebagai kesalahan individu, melainkan indikasi adanya pengaturan pertandingan dengan cara-cara yang tidak sportif, termasuk dugaan suap dan pemerasan.

Baca Juga: Dibungkam PSIM Jogja, Persiraja Terperosok Ke Dasar Klasemen Grup X Liga 2

“Keadilan harus ditegakkan bagi Persiraja dan sepak bola Indonesia. Bagi perangkat pertandingan yang sudah berlaku curang dan merusak sepak bola Indonesia agar dapat dihukum seberat-beratnya, untuk memberikan efek jera termasuk hukuman pidana,” ucapnya.

Baca Juga: Persiraja Vs Dejan FC: Laga Terakhir Nakata Berseragam Laskar Rencong

Adapun dalam surat protesnya, Persiraja menyoroti beberapa keputusan yang dinilai merugikan tim Laskar Rencong. Di antaranya saat Ramadhan alias Madon yang tengah menggiring bola dilanggar keras oleh pemain PSPS Pekanbaru di dalam kotak penalti. Namun, wasit tidak memberikan hukuman apapun.

Kemudian pada menit 22:49, Deri Corfe kembali dijatuhkan di kotak penalti oleh pemain PSPS, tetapi wasit kembali tidak memberikan penalti. Lalu pada menit 56:46, asisten wasit 1 mengangkat bendera offside terhadap Deri Corfe saat menyerang, meskipun dalam tayangan ulang terlihat jelas bahwa ia berada dalam posisi onside. Selanjutnya, Vivi Asrizal dijatuhkan dengan keras oleh kiper PSPS Pekanbaru di dalam kotak penalti, tetapi wasit tetap tidak menganggapnya sebagai pelanggaran.

Selain keputusan-keputusan tersebut, Persiraja menilai perangkat pertandingan kerap melakukan kesalahan lain yang merugikan tim mereka. Beberapa pelanggaran oleh pemain PSPS, termasuk oleh Lerby, disebut sengaja diabaikan oleh wasit.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *