Acehupdate.net, LHOKSEUMAWE – Tingginya angka perceraian di Lhokseumawe menjadi perhatian banyak pihak, salah satunya psikolog Endang Setianingsih. Ia menyoroti dampak serius perceraian terhadap anak, yang sering kali menjadi korban dalam proses tersebut.
Menurut Endang, setiap perceraian berisiko menyebabkan anak menjadi korban.
“Perceraian sering kali menimbulkan konflik, terutama dalam persidangan hak asuh anak. Banyak orang tua yang terlibat perselisihan, bahkan hingga saling merebut anak,” ujar Endang seperti dilansir AJNN, Selasa, 15 April 2025.
Endang mengingatkan bahwa pernikahan harus dipikirkan dengan matang, dan bila perceraian terjadi, orang tua harus mempertimbangkan dampaknya terhadap anak.
“Anak adalah makhluk hidup dengan hak dan kehidupannya sendiri. Jangan sampai perceraian membawa mereka ke jalan yang salah,” lanjutnya.
Selain itu, Endang juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait kasus pelecehan seksual terhadap anak tiri, yang sering kali terjadi setelah perceraian, terutama ketika ibu menikah lagi.
“Kasus seperti ini sudah banyak terjadi dan harus mendapat perhatian serius,” ujarnya.
Endang menambahkan, salah satu faktor utama yang menyebabkan perceraian adalah ketidakmampuan suami memenuhi kewajiban mereka, baik secara finansial, emosional, maupun seksual. Selain itu, masalah seperti penyalahgunaan narkoba, judi online, dan pinjaman online turut memperburuk keadaan, yang harus segera ditangani oleh pemerintah dan dinas terkait. Peran perempuan dalam memperjuangkan hak-haknya juga semakin terlihat.
Endang menjelaskan bahwa perempuan yang menghadapi kekerasan atau ketidakadilan dalam pernikahan sering kali memilih untuk bercerai sebagai langkah terakhir.
“Perempuan kini lebih berani bersuara dan memperjuangkan hak-haknya,” katanya.
Dalam upaya mengurangi angka perceraian, Endang mengusulkan perlunya pendekatan yang lebih baik dalam pendidikan pra-nikah.
“Pemerintah harus lebih fokus pada penguatan pra-nikah, memastikan bahwa calon pasangan siap menikah dan memahami tantangan kehidupan rumah tangga. Jika ini dilakukan dengan baik, perceraian dapat diminimalisir,” pungkasnya.***