Partai Perjuangan Aceh (PPA) Resmi Dideklarasikan, Prof. Marniati Tegaskan Politik Bersih dan Siap Taruhkan Jiwa Raga untuk Rakyat

BERITA80 Dilihat

 

Banda Aceh – Semangat baru politik Aceh lahir di tengah meriahnya deklarasi Partai Perjuangan Aceh (PPA) yang digelar di Gedung Amel Convention Hall, Banda Aceh, Selasa (21/10/2025).

Tak hanya dihadiri ratusan masyarakat dan akademisi, momen bersejarah ini juga menarik perhatian banyak tokoh lintas profesi, mulai dari purnawirawan militer, pensiunan pejabat provinsi, politisi senior, hingga kalangan pengusaha.

Kehadiran mereka menandakan kepercayaan besar terhadap partai baru yang dipimpin oleh sosok perempuan tangguh, Prof. Adjunct Dr. Marniati, S.E., M.Kes, sebagai kekuatan politik alternatif bagi masa depan Aceh.

Acara deklarasi yang berlangsung khidmat dan penuh semangat ini mengusung tema “Bersatu dalam Kepemimpinan, Berjuang untuk Perubahan” sebagai simbol komitmen PPA untuk menghadirkan politik bersih dan berpihak kepada rakyat.

Sejumlah tokoh penting terlihat hadir, di antaranya Wakil Wali Kota Banda Aceh Afdhal Khalilullah, perwakilan Pemerintah Aceh Almunizar Kamal yang mewakili Gubernur Aceh, anggota DPR RI Nasir Djamil dan Muslim Ayub, perwakilan DPD RI Darwati Agani, Kepala Kanwil Kemenkumham Aceh Meurah Budiman, Ketua Pembina PPA Dedi Zefrizal, S.T., dan Sekjen PPA Rayuan Sukma. Bahkan, tokoh-tokoh dari Malaysia turut hadir, menegaskan kuatnya jaringan dan visi global PPA.

Deklarasi ini menjadi langkah awal PPA dalam menyatukan kekuatan politik lokal Aceh agar lebih berdaya dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. PPA menegaskan tekadnya untuk menjadi partai yang tak hanya bicara kekuasaan, tetapi juga hadir sebagai solusi bagi persoalan sosial, ekonomi, dan pembangunan daerah. Momentum ini sekaligus menandai babak baru perpolitikan Aceh yang selama ini dinilai stagnan dan butuh darah segar.

Dalam pidato politiknya, Prof. Marniati menyampaikan pesan yang menggugah hati. Ia mengungkapkan perjalanan panjangnya dalam dunia pendidikan yang menjadi bukti kecintaannya kepada Aceh.

Selama 20 tahun saya mendidik anak-anak yang tidak mampu, memberikan beasiswa kepada ratusan mahasiswa setiap tahun. Semua ini saya lakukan karena cinta saya kepada Aceh dan keinginan agar anak-anak kita terdidik dan siap bersaing,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah.

Perempuan yang lahir di Sigli dan besar di Aceh Timur itu menegaskan komitmennya untuk mengabdikan seluruh jiwa, raga, waktu, dan bahkan harta benda demi membesarkan PPA dan memperjuangkan hak-hak rakyat.

Aceh punya segalanya: sumber daya alam, budaya yang hebat, dan masyarakat yang tangguh. Kita hanya butuh strategi dan kerja keras untuk bangkit dan menjadi provinsi yang disegani,” tegasnya.

Kehadiran PPA, lanjut Prof. Marniati, bukan sekadar menambah daftar partai lokal, melainkan menjadi wadah perjuangan rakyat Aceh yang sesungguhnya.

Ia meminta seluruh pengurus dan kader, dari tingkat BPK hingga DPD, untuk turun langsung ke tengah masyarakat.

“Komitmen yang diikrarkan hari ini bukan sekadar kata-kata. Turunlah ke masyarakat, beri manfaat, dan pegang teguh perjuangan ini,” pesannya.

Prof. Marniati juga mematahkan stigma negatif bahwa politik adalah dunia yang kotor. Menurutnya, politik hanya akan kotor jika dijalankan oleh orang yang kotor.

“Politik bisa bersih kalau pelakunya bersih. PPA hadir untuk membawa politik yang jujur dan bermartabat. Politik adalah strategi mencapai tujuan bersama: membangun Aceh,” ujarnya lantang.

Ia menegaskan bahwa PPA tidak memberi ruang bagi siapa pun yang tidak memiliki komitmen terhadap perjuangan rakyat.

Lebih jauh, Prof. Marniati menegaskan bahwa politik sejati adalah sarana untuk mencerdaskan bangsa dan membangkitkan generasi muda Aceh agar bisa berdiri di atas kaki sendiri.

“Kita bangsa besar yang pernah berjaya sejajar dengan Turki, Arab, Cina, dan bangsa besar lainnya. PPA hadir untuk mengembalikan kejayaan itu,” ucapnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kepemimpinan perempuan dan peran pengusaha dalam pembangunan, mencontohkan keberhasilan Gubernur Perempuan Sherly Laos diProvinsi Maluku Utara yang ekonomi daerahnya melonjak hingga 33% di bawah kepemimpinan perempuan.

Deklarasi ini menandai babak baru politik Aceh yang lebih progresif dan inklusif. PPA hadir membawa semangat politik bersih, berpihak kepada rakyat, dan berorientasi pada pembangunan jangka panjang. Dengan fondasi perjuangan yang kuat, visi yang jelas, dan kepemimpinan perempuan tangguh, partai ini optimistis akan menjadi kekuatan baru dalam mengembalikan kejayaan Aceh sebagai bangsa besar dan mandiri.

Kini, seluruh mata tertuju pada langkah besar PPA ke depan. Di tengah kondisi politik yang kerap diwarnai kepentingan sesaat, kehadiran partai ini memberi angin segar dan harapan baru akan lahirnya politik yang berkarakter, mengedepankan kepentingan rakyat, dan membawa Aceh ke masa depan yang lebih cerah.

Bersama PPA, mari kita bangun Aceh dengan hati yang bersih, niat yang tulus, dan strategi yang cerdas. Kini saatnya rakyat Aceh berdiri kembali sebagai bangsa besar dan berdaulat,” pungkas Prof. Marniati penuh keyakinan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *