Oleh: Fuad Samad
Tanggal 26 Juni 2025, bagian dari sejarah perpolitikan Aceh, dengan lahirnya sebuah partai yang legalitas kepatutannya telah disahkan oleh kantor wilayah Kementerian hukum Aceh yaitu PARTAI PERJUANGAN ACEH. Ada 18 partai yang mengusulkan legalitasnya, tapi satu yang bertambah dan begitu cepat, lolosnya verifikasi dari beberapa DPD merupakan persiapan yang sangat matang.
Partai ini sepertinya sangat serius untuk melakukan perubahan dan pembaharuan pada semua sektor keperintahan. Ini mungkin saja terjadi dengan ketua umum mereka seorang Profesor,Rektor, Intelektual,Cendikiawan, mempunyai pengalaman hidup diluar negeri yang juga punya hubungan baik dengan negara tetangga Malaysia dan orang partai UMNO yang telah bertahun – tahun memerintah.Bertukar pikiran dan pengalaman menjalankan pemerintahan sangat bermanfaat sebagai pedoman.
Dengan kepiawaian seorang Putroe Aceh yang bergelar Profesor Adjunct Dr Marniati SE,Mkes ingin membangkitkan lagi kejayaan Aceh yang dipimpin oleh para perempuan-perempuan ( Inong Balai ) pahlawan Nasional yang terkenal seperti Cut Nyak Dhien, Malahayati, Poecut Baren dan lainnya, mereka-mereka ini dengan kegigihan dan keberaniannya melawan segala bentuk penjajahan sehingga terkenal seantero dunia.
Demikian juga dengan Ketua Umum PARTAI PERJUANGAN ACEH ini akan berjuang untuk kemakmuran Rakyat Aceh, beliau melihat masih banyak yang akan dilakukan untuk kebangkitan Aceh, dengan jiwa kepahlawanannya, melatari pahlawan perempuan- perempuan bertekad maju pada kesempatan pemilihan kepala daerah ( Pilkada ) menjadi seorang gubernur Aceh 2030.
Perjuangan dimulai pada saat ini mempersiapkan segala sesuatu untuk mencari simpati sembari memperkenalkan diri kepada seluruh rakyat Aceh ada PARTAI PERJUANGAN ACEH ( PPA ) yang kini hadir ditengah-tengah masyarakat membela hak – hak mereka untuk hidup layak dan Sejahtera. Hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dengan Produk Domistik Bruto ( PDB ) dibawah standart ( rata-rata Rp.20,25 jt ) perkapita pertahun harus diperjuangkan, ini jauh dibawah pendapatan Nasional Indonesia sebesar Rp. 78,62jt perkapita atau setara dengan USD 4,960 pertahun. Miris memang daerah kaya sumber alamnya dikategorikan daerah miskin di Sumatera.
PARTAI PERJUANGAN ACEH memikirkan ini, sektor manufaktur sebagai penyumbang utama kebangkitan ekonomi sudah dirancang dalam program-program partai. Dengan relasi yang kuat pada negara-negara lain seperti Malyasia, China, Brunei Darusalam akan dapat bekerjasama berimvestasi di Aceh membangun pabrik – pabrik pengelohan bahan mentah menjadi produk jadi yang banyak menyerap tenaga kerja.
Semoga saja PARTAI PERJUANGAN ACEH dapat melekat didalam hati masyarakat Aceh yang ingin hidup mereka ketaraf yang lebih baik lagi..Aamiin.
*Penulis merupakan Wakil Ketua Umum PPA Bidang Luar Negeri