BANDA ACEH – Ketua Genta Pangan Aceh, A. Malik Musa, SH, M.Hum, kembali menunjukkan komitmennya dalam menggairahkan investasi asing di Aceh. Kali ini, Malik berhasil menggandeng investor asal Malaysia untuk menjajaki peluang kerja sama strategis dalam sektor ketahanan pangan, khususnya pengelolaan pabrik beras unggulan. Pertemuan resmi berlangsung pada Jumat, 1 Agustus 2025, dan langsung disambut oleh Direktur Komersial PT Pembangunan Aceh (PEMA), Faisal Ilyas, SE, MM, di Banda Aceh.
Dalam pertemuan tersebut, Malik Musa menyampaikan bahwa pihak investor Malaysia sangat tertarik untuk berinvestasi di bidang pengelolaan pabrik padi dan produksi beras lokal. Menurutnya, Aceh memiliki potensi besar untuk menghasilkan beras unggulan, sehingga tidak perlu lagi tergantung pada pasokan dari daerah lain seperti Medan. “Kita harus bangkit dan mandiri dalam sektor pangan, dan Aceh punya semua modal itu,” ujar Malik.
Lebih lanjut, Malik menekankan bahwa upaya ini bukan hanya bisnis semata, tetapi juga bagian dari ikhtiar membangun ekonomi rakyat Aceh melalui industrialisasi pertanian. Ia mengungkapkan bahwa pihak investor juga memiliki agenda bertemu dengan Gubernur Aceh dan Plt Sekda Aceh, guna memperkuat sinergi antarlembaga dalam mendukung proyek investasi tersebut.
“Peluang Aceh sangat besar. Kita punya lahan subur, sumber daya manusia, dan kultur yang serupa dengan Malaysia. Maka, tidak ada alasan untuk tidak memproduksi beras sendiri dalam skala industri,” jelasnya.
Dalam pertemuan itu, turut hadir Fuad Samad sebagai konsultan program genta pangan Aceh, Hasballah Abel selaku perwakilan perusahaan daerah dari Makassar, juga hadir Prof Machmud dan ibu Andi salmiah pengusaha sukses dari Makasar. serta sejumlah pengusaha lokal Aceh dan pihak investor dari Malaysia. Diskusi berjalan produktif dan menggambarkan komitmen yang kuat dari berbagai pihak untuk mewujudkan investasi ini secara konkret.
Pihak investor Malaysia menyatakan kesiapan mereka untuk segera melakukan survei lokasi, studi kelayakan, dan penyusunan skema kerja sama jangka panjang. Mereka juga menyambut baik peluang kerja sama antarnegara bagian dalam kerangka ekonomi syariah dan ketahanan pangan regional.
Malik Musa berharap dukungan penuh dari masyarakat Aceh agar inisiatif ini berjalan lancar dan memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan rakyat.
“Kami mohon doa dan dukungan semua pihak. Ini bukan hanya soal investasi, tapi tentang masa depan pangan Aceh dan peluang lapangan kerja yang luas,” tutupnya.
Dengan langkah konkret ini, Aceh kembali menunjukkan potensinya sebagai wilayah strategis yang siap menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, terutama dalam sektor agribisnis dan industri pangan.