BANDA ACEH— Anggota Komisi XIII DPR RI HT Ibrahim ST MM melakukan kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (3/5/2025).
Kunjungan ini disambut langsung oleh Kepala Lapas Bambang S. beserta jajaran pegawai.
Dalam kunjungan tersebut, politisi Partai Demokrat yang akrab disapa Ampon Bram itu menyampaikan apresiasinya terhadap pengelolaan lapas yang dinilai baik, mulai dari kondisi ruang tahanan tertata rapi, kekompakan petugas hingga kebersihan lingkungan.
“Saya merasa puas bisa berkunjung ke Lapas Lhoknga. Kekompakan antara kepala lapas dan para pegawai sangat luar biasa, bahkan di hari libur pelayanan terhadap tamu tetap maksimal,” kata Ampon Bram kepada media.
Ia memuji perlakuan manusiawi terhadap warga binaan, termasuk kelompok rentan seperti perempuan dan lanjut usia (lansia).
“Alhamdulillah, warga binaan diperlakukan dengan baik dan manusiawi, termasuk para ibu-ibu dan lansia,” ujarnya.
Meski demikian, Ampon Bram menyoroti persoalan layanan kesehatan di lapas yang menurutnya masih menjadi persoalan nasional, dan harus segera dibenahi.
“Masalah dokter, perawat dan obat-obatan kerap menjadi kendala. Ini akan saya sampaikan dalam rapat agar segera ditindaklanjuti. Ini tidak boleh dibiarkan, jika nanti ada warga binaan yang sakit di malam hari, bagaimana penanganannya?” tegas Ampon Bram.
Dalam kesempatan itu, Ibrahim juga mendorong pengembangan pembinaan keterampilan bagi warga binaan.
Ia menilai keterampilan yang diajarkan perlu diperluas agar para narapidana memiliki bekal saat kembali ke masyarakat.
“Jangan hanya bercocok tanam, perlu ada pengembangan skill dan keterampilan lain agar mereka siap kerja saat bebas nanti,” tambahnya.
Sementara Kepala Lapas Kelas III Lhoknga Bambang S mengucapkan terima kasih atas kunjungan dan dukungan dari Komisi XIII DPR RI.
Ia menyebut masukan yang disampaikan HT Ibrahim menjadi motivasi pihaknya dalam memperbaiki layanan.
“Kami berterima kasih atas apresiasi dan usulan dari Bapak Ibrahim. Beliau telah melihat langsung kondisi blok lansia, dan kami memang berusaha memisahkan kelompok rentan dengan yang lain,” ujar Bambang.