Kecam Tindakan Oknum Kepsek SMKPP Kutacane, Anggota Dewan Minta segera Dievaluasi

BERITA, DAERAH471 Dilihat

Acehupdate.net, ACEH TENGGARA – Anggota Komisi VI DPR Aceh, M Hatta Bulkaini, mengecam tindakan oknum Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMKPP) Negeri Kutacane, Aceh Tenggara berinisial MD.

Selain memberikan tidak layak kepada siswa yang tinggal di sana, MD juga diduga kerap masuk ke kawasan asrama putri tanpa sepengetahuan kepala asrama sekolah.

Hatta juga meminta pemerintah untuk secepatnya menangani kasus yang terjadi di SMKPP Kutacane. Apabila hal ini tidak menjadi perhatian, dikhawatirkan berdampak terhadap peningkatan mutu pendidikan di Aceh.

“Kasus di SMKPP Kutacane menjadi perhatian khusus dan ini menjadi trigger untuk melakukan evaluasi terhadap kepala sekolah seluruh SMA/SMK se-Aceh,” kata Hatta, Jumat, 17 Januari 2025.

Hatta mengaku akhir bulan ini pimpinan dan anggota komisi VI DPRA akan turun ke Aceh Tenggara, pihaknya juga sudah menghubungi kadis pendidikan Aceh terkait peristiwa tersebut.

“Alhamdulillah Kadis Pendidikan Aceh menanggapi dan segera melakukan talent pool kepada kepala sekolah SMKPP Kutacane untuk  dievaluasi dalam waktu dekat ini,” cetusnya.

sebelumnya diberitakan, Rumah Dinas Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMKPP) Kutacane, Aceh Tenggara dilempari batu oleh puluhan siswa yang tinggal di asrama setempat. Akibatnya jendela depan pecah berserakan. Peristiwa itu terjadi 15 Januari 2025 malam.

Hal itu diduga lantaran kekesalan siswa terhadap menu makanan yang diberikan selama ini dinilai sama sekali tidak layak konsumsi. Melansir  AJNN sekitar 30 siswa dan siswi yang menginap di asrama sekolah, mendatangi rumah dinas kepala sekolah di komplek SMKPP Kutacane untuk mempertanyakan kebijakan terhadap menu makanan diduga tidak layak tersebut.

Karena tersulut emosi, mereka akhirnya melempar batu ke rumah kepala sekolah berinisial MD tersebut. Sehingga ia terpaksa diamankan sementara waktu oleh petugas Polres Aceh Tenggara. Salah seorangpun siswi, Susanti, mengatakan insiden itu terjadi lantaran kekesalan mereka terhadap menu makanan diberikan seakan sekadarnya saja.

“Lauk hanya telur dadar dibagikan untuk empat hingga lima orang. Sementara ikan terkadang berulat, minuman juga dari air keran kamar mandi,” katanya.

Ia mengaku hal itu sudah terjadi sejak tiga tahun terakhir. Bahkan ruang asrama sering dikunci dan tidak mendapatkan jatah makanan dengan dalih hukuman bagi siswa dan siswi.

“Selama ini kami takut melaporkan kepada pihak guru maupun orang tua, karena diancam akan dikeluarkan dari sekolah,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *