Acehupdate.net, BANDA ACEH – Ketua Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswanamigas) Aceh, Nahrawi Noerdin, menduga kelangkaan elpiji 3 kilogram yang terjadi di beberapa daerah bukan disebabkan oleh kurangnya pasokan, melainkan akibat banyaknya migrasi pengguna dari gas non-subsidi ke gas subsidi.
Nahrawi mengatakan fenomena migrasi tersebut telah menyebabkan permintaan gas meningkat secara drastis, sehingga stok di lapangan terlihat tidak mencukupi. Harusnya, kata dia, elpiji 3 kilogram tersebut digunakan oleh masyarakat miskin.
“Sebetulnya tidak ada kelangkaan LPG 3 kilogram kalau distribusinya sesuai. Masalahnya, banyak pengguna yang seharusnya pakai gas non-subsidi, seperti ASN dan pelaku usaha besar, justru beralih ke LPG 3 kilogram yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin,” kata Nahrawi, Rabu, 5 Februari 2025.
Selain itu, dia juga menyoroti kurangnya pengawasan di tingkat agen dan pangkalan, sehingga berpotensi menyebabkan penyaluran LPG tidak tepat sasaran, termasuk regulasi distribusi untuk memastikan data penerima subsidi yang akurat.
Menurutnya, pemerintah harus mengawasi dengan ketat agar LPG subsidi benar-benar disalurkan kepada masyarakat yang berhak menerima. Sebab, tanpa pengawasan, lonjakan permintaan dari pengguna non-subsidi akan menekan ketersediaan gas untuk masyarakat miskin.
“Selama ini, pengawasan dari pemerintah sangat lemah. Kalau mau pendistribusian adil, maka harus ada mekanisme kontrol yang lebih ketat, termasuk pendataan penerima subsidi,” kata dia.
Hiswanamigas berharap pemerintah, baik dari tingkat desa hingga provinsi untuk segera mengambil langkah tegas untuk mengatasi permasalahan ini, agar LPG 3 kilogram tetap tersedia bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
“Tidak mungkin masyarakat miskin ini melonjak, kalaupun ada kenaikan tidak mungkin sampai langka. Harapannya tentunya masyarakat yang tidak berhak menerima ini sadar diri, jangan memakan hak orang miskin,” kata Nahrawi.*






