Genta Pangan Aceh Gaet Investor China: Siap Gerakkan Ekonomi Rakyat Lewat Program Ketahanan Pangan dan Energi

BERITA15 Dilihat

BANDA ACEH – Ketua Genta Pangan Aceh, A. Malik Musa, SH, M.Hum, mengungkapkan bahwa hasil komunikasi intensif dengan penghubung investor dari Tiongkok membuahkan harapan baru bagi masyarakat Aceh. Dalam kunjungan kerja yang telah dilakukan, para investor menunjukkan ketertarikan pada sejumlah sektor strategis di Aceh, terutama di bidang ketahanan pangan, energi alternatif, serta perikanan dan pertanian terpadu.

Malik Musa menyampaikan bahwa selama ini, para investor asing cenderung ragu menanamkan modal di Aceh akibat adanya isu negatif soal keamanan dan stabilitas investasi. Namun kali ini, Genta Pangan Aceh berkomitmen untuk membuktikan bahwa anggapan tersebut tidak benar.

“Kita ingin membantah stigma buruk itu. Program ini adalah bentuk kerja nyata demi kemajuan Aceh dan keberpihakan terhadap masyarakat lapisan bawah,” ujarnya penuh semangat.

Dalam tahap awal, pertama (1).program investasi akan difokuskan pada pengelolaan sumur minyak bekas di kawasan Rantau, Aceh Timur, Peureulak, dan Bireuen. Genta Pangan Aceh akan menggandeng Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) setempat untuk mengelola potensi tersebut agar hasilnya dapat langsung dinikmati oleh masyarakat. Ini sekaligus membuka lapangan kerja baru dan memberdayakan ekonomi desa secara berkelanjutan.

Selain itu Kedua (2) para investor juga tertarik pada sektor pertanian. Mereka akan mendukung penanaman padi unggul dengan pupuk organik agar hasil panen meningkat secara signifikan. Tak hanya itu, masyarakat juga diimbau untuk menghidupkan kembali budidaya rempah-rempah khas Aceh seperti lada, palawija, dan nilam.

Budidaya nilam akan dikelola secara modern dengan intensifikasi pengolahan tanah dan penggunaan bibit unggul demi menghasilkan minyak nilam berkualitas tinggi.

“Petani tidak perlu lagi tergantung pada pasokan beras dari luar daerah. Pabrik penggilingan padi berskala besar akan dibangun di Aceh agar kita bisa memproduksi beras unggulan sendiri,” ungkap Malik Musa.

Dengan begitu, Aceh akan memiliki kemandirian pangan dan mampu meningkatkan daya saing produk lokal.

Tak kalah penting, Ketiga (3) sektor perikanan dan peternakan juga menjadi perhatian. Program ini akan mengembangkan budidaya lobster, ikan kerapu, udang vaname, lobster air tawar, dan ikan gurami.

Ke empat (4) Di bidang peternakan, direncanakan pengembangan sapi perah sebagai sumber gizi masyarakat, sekaligus mendukung program makan bergizi yang digagas oleh pemerintah pusat.

Seluruh program tersebut dituangkan dalam bentuk proposal komprehensif yang telah dilengkapi studi kelayakan. Proposal diajukan kepada investor melalui mitra Genta Pangan Aceh. Apabila disetujui, tim investor akan melakukan peninjauan langsung ke titik-titik program untuk memastikan kesesuaian antara kajian dan kondisi lapangan. Jika sesuai, kontrak kerja sama akan ditandatangani secara resmi di hadapan notaris.

Ke depan, jika tahap awal berjalan sukses, investor Tiongkok berkomitmen untuk mendirikan pabrik penggilingan padi berkapasitas besar, pabrik pengolahan obat herbal, serta merenovasi pelabuhan dengan kapasitas hingga 50 ribu ton. Pelabuhan ini akan difungsikan untuk mendukung ekspor langsung produk-produk Aceh ke luar negeri.

“Kami mohon doa dan dukungan seluruh masyarakat Aceh agar program ini berjalan lancar. Inilah upaya nyata untuk mengubah wajah ekonomi Aceh, dari ketergantungan menjadi kemandirian dan kesejahteraan,” tutup Malik Musa.

Ia menegaskan bahwa kolaborasi dengan BUMG, BUMD, koperasi, PEMA, dan pengusaha lokal akan menjadi pondasi kokoh dalam mewujudkan Aceh yang mandiri dan makmur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *