BANDA ACEH – Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Tasdik Ilhamudin mengatakan nilai ekspor asal Provinsi Aceh pada April 2025 mencapai USD 52,99 juta. Angka ini mengalami penurunan sebesar 7,08 persen dibandingkan ekspor Maret 2025 dan 9,12 persen pada April 2024.
“Komoditas asal Aceh yang diekspor melalui pelabuhan di Provinsi Aceh pada April 2025 adalah sebesar USD 43,49 juta atau sebesar 82,08 persen terhadap total ekspor komoditas asal Provinsi Aceh. Sedangkan sisanya diekspor melalui pelabuhan di provinsi lain, di mana sebagian besar diekspor melalui provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar USD 9,05 juta,” kata Tasdik, Senin, 2 Juni 2025.
Tasdik menyebutkan ekspor asal Provinsi Aceh selama April 2025 paling besar ditujukan ke negara India, yaitu senilai USD 34,34 juta dengan komoditas utama batu bara. Peringkat kedua tujuan ekspor adalah Filipina senilai USD 4,94 juta, dengan komoditas utama pupuk.
Peringkat ketiga tujuan ekspor terbesar adalah Thailand dengan nilai ekspor sebesar USD 3,09 juta dengan komoditas utama batu bara.
Secara keseluruhan, komoditas terbesar yang diekspor pada April 2025 adalah batubara senilai USD 35,98 juta. Komoditas pupuk menempati urutan kedua dengan nilai ekspor sebesar USD 7,51 juta, diikuti kopi senilai USD 5,67 juta. Sedangkan nilai impor Provinsi Aceh pada April 2025 sebesar 50,81 juta USD. Angka ini naik sebesar 65,46 persen jika dibandingkan impor pada Maret 2025.
Nilai tersebut juga mengalami kenaikan sebesar 2,01 persen dibandingkan kondisi April 2024.
“Jika dilihat berdasarkan negara asal, impor selama April 2025 terbesar berasal dari Uni Emirat Arab senilai USD 50,13 juta dengan komoditas gas butana/propana. Negara lainnya asal impor adalah Taiwan senilai USD 0,69 juta dengan komoditas bahan kimia anorganik,” kata dia.
Tasdik memaparkan dengan nilai impor yang lebih kecil dibandingkan nilai ekspor, neraca perdagangan luar negeri Provinsi Aceh pada Maret 2025 mengalami surplus sebesar USD 2,18 juta.***