BANDA ACEH – Nilai ekspor Provinsi Aceh pada Juni 2025 tercatat sebesar USD 48,71 juta. Angka ini turun 3,16 persen dibanding Mei 2025, dan merosot 32,06 persen dibanding Juni 2024.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Tasdik Ilhamudin, mengatakan sebagian besar ekspor masih dilakukan melalui pelabuhan di luar Aceh, terutama Sumatera Utara.
“Ekspor lewat pelabuhan Aceh hanya USD 38,16 juta atau 78,34 persen dari total ekspor Aceh. Sisanya, sebesar USD 9,97 juta, diekspor lewat pelabuhan di provinsi lain, terutama Sumatera Utara,” kata Tasdik pada Jumat, 1 Agustus 2025.
Baca Juga: BPS Minta Kepala Daerah Dukung Sensus Ekonomi 2026
India menjadi negara tujuan ekspor terbesar dari Aceh pada Juni 2025, dengan nilai USD 38,61 juta. Komoditas utama yang dikirim ke negara itu adalah batubara.
Peringkat kedua tujuan ekspor adalah Amerika Serikat (USD 1,76 juta) dengan komoditas utama kopi dan rempah-rempah, disusul Tiongkok di peringkat ketiga (USD 1,66 juta) dengan komoditas serupa.
Tasdik merinci, komoditas utama yang diekspor Aceh sepanjang Juni 2025 adalah batubara USD 31,77 juta, kopi dan rempah-rempah USD 6,96 juta, produk kimia USD 1,15 juta, daging dan ikan olahan USD 1,09 juta.
Baca Juga: Teungku Jamaika: Mualem Bisa Tersandera Birokrasi Tak Sehat
Sementara itu, nilai impor Aceh pada Juni 2025 mencapai USD 21,17 juta, turun tajam 64,48 persen dibanding Mei 2025, dan turun 49,09 persen dibandingkan Juni tahun lalu.
Menariknya, seluruh nilai impor tersebut berasal hanya dari satu negara, yaitu Amerika Serikat, dengan komoditas utama berupa gas butana atau propana.***