BPMA dan Peluang Pengembangan Industri Migas di IPA Convex 2025

BERITA, EKBIS59 Dilihat

BANTEN – Indonesia Petroleum Association (IPA) kembali gelar even berkelas internasional, yakni IPA Convention and Exhibition 2025 atau IPA Convex 2025. Acara tersebut, berlangsung 20-24 Mei 2025 di BSD City, Tangerang, Banten.

Bagi pelaku industri migas di tanah air, IPA Convex merupakan agenda penting dan kerap dinanti pelaksanaannya. Di tahun ini, gelaran bergengsi tersebut mengusung tema ‘delivering growth with energi resilience’.

Kegiatan yang dihadiri oleh para bos migas tersebut, selain memaparkan ragam kemajuan industri minyak bumi dan gas di tanah air, juga merumuskan berbagai strategi dan tantangan industri migas di tengah situasi global.

Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) kembali berpartisipasi dalam Even IPA Convex 2025 kali ini. Keikutsertaan regulator industri hulu migas di provinsi ujung barat Sumatra itu, membawa sejumlah Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Migas yang telah beroperasi di Aceh, seperti PGE, Medco, Aceh Energy, Conrad Asia dan Triangle Pase.

BPMA telah mempersiapkan diri untuk tampil maksimal di IPA Convex 2025. Selain memiliki both di lokasi acara, Kepala BPMA Nasri Djalal dijadwalkan tampil sebagai narasumber di hadapan para pelaku industri migas untuk memperkenalkan potensi dan peluang migas di Aceh.

Di International Convention and Exhibition (ICE) BSD, both milik BPMA berdiri sejajar dengan perusahaan migas lainnya seperti KUFPEC, INPEX, Mubadala Energy dan Exxon Mobile. Bercorak putih, hijau dan didominasi warna khas Aceh, kuning emas, hitam dan merah dengan motif sulur lengkung yang biasa digunakan pada songket khas Aceh.

Both seluas 4 x 20 meter itu memuat ragam informasi tentang peluang, informasi dan wilayah kerja migas di Aceh yang diatur oleh BPMA. Menariknya di tempat itu tersedia kopi gratis dan ragam makanan khas Aceh produk UMKM yang dibawa serta.

Kepala BPMA, Nasri Djalal mengatakan, pihaknya memiliki agenda dan misi penting untuk ikut serta dalam kegiatan ini. Jadi, keikutsertaan lembaganya tidak sebatas partisipasi semata, tetapi memiliki target untuk pengembangan sektor industri migas di Aceh. IPA Convex 2025 adalah kesempatan emas bagi BPMA untuk memperkenalkan potensi dan peluang industri migas di Aceh.

“Ini opportunity (peluang) bagus bagi kita untuk pengembangan industri hulu migas di Aceh,” kata Nasri, Rabu, 21 Mei 2025.

Bagi BPMA, IPA Convex 2025 dapat menjadi pijakan untuk melahirkan rangkaian tindak lanjut yang nanti bisa segera diwujudkan di Aceh. Karenanya, BPMA mendorong business matching serta memfasilitasi pertemuan antara investor dan pemangku kepentingan di sektor migas.

“Peluang IPA Convex 2025 juga akan dimanfaatkan oleh BPMA untuk mempromosikan wilayah kerja migas di Aceh, yakni WK ONWA, WK Meulaboh dan WK Singkil,” kata Nasri.

Hal lain yang akan disampaikan di IPA Convex 2025 kepada para pelaku industri hulu migas yakni komitmen BPMA menjalankan tata kelola migas di Aceh secara transparan, bersih, akuntable dan berkelanjutan. Selain juga juga, ungkap Nasri lagi, BPMA juga akan menyampaikan tentang ragam kemudahan perizinan dan berbagai insentif bagi para pelaku industri migas saat menjalankan usahanya di Aceh.

“Dengan begitu, momentum IPA Convex 2025 harus jadi momentum dan sekaligus peluang bagi BPMA untuk mendorong lahir dan tumbuhnya industri migas di Aceh,” demikian kata Nasri.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *