BANDA ACEH – Bidang Pengaduan, Mediasi, dan Advokasi Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Aceh, Chairullah, mengingatkan masyarakat agar tidak mudah tergiur tawaran kerja ke luar negeri, terutama jika dijanjikan tanpa biaya penempatan.
“Kalau ada calo yang menjanjikan kerja ke luar negeri tanpa biaya penempatan, itu jelas tidak ada,” kata Chairullah, Rabu, 25 Juni 2025.
Baca Juga: Besok, Mantan Gubernur Aceh Irwandi Bakal Dimintai Keterangan Terkait Dugaan Korupsi KEK Arun
Ia menjelaskan, proses kerja ke luar negeri yang resmi harus melalui perusahaan penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang terdaftar atau dulu dikenal sebagai PPTKIS atau PP3IS. Ia mengatakan, jika masyarakat menerima tawaran dari pihak yang tidak jelas atau calo, segera melapor ke BP3MI untuk dicek.
“Kita punya data resmi job order dari Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Setiap penempatan pekerja sudah ada kuota untuk masing-masing perusahaan resmi. Itu bisa dicek,” katanya.
Sebab, proses penempatan pekerja ke luar negeri juga harus melalui tahapan perlindungan, mulai dari sebelum bekerja dan perlindungan setelah bekerja.
“Bicara yang prosedural, skema penempatan itu ada lima, G2G (Government to Government), G2P (Government to Private), P2P (Private to Private), UKPS (Perusahaan Sendiri), dan perseorangan. Kalau P2P itu agen. Jadi bila si PMI ini mendapatkan tawaran pekerjaan ke luar negeri, dicek usia 18 tahun dan ada visa kerja, kontrak kerja, paspor dan BPJS,” katanya.
Menurutnya, banyak kasus penipuan kerja ke luar negeri seringkali berawal dari tawaran calo yang menjanjikan pemberangkatan mudah dan tanpa biaya penempatan. Bahkan banyak korban yang akhirnya dikirim ke negara-negara rawan seperti Kamboja atau Myanmar.
“Sejak Januari hingga Juni 2025, sudah ada 22 kasus yang kami tangani,” pungkasnya.***
