Aksi di Banda Aceh, Massa Desak PBB Tangkap Perdana Menteri Israel

BERITA12 Dilihat

BANDA ACEH – Aliansi Rakyat Aceh Bela Palestina mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menangkap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Tuntutan itu disampaikan saat aksi unjuk rasa solidaritas dan dukungan untuk Palestina di Simpang Lima, Banda Aceh, Ahad, 22 Juni 2025.

“Karena Netanyahu terbukti bersalah atas kejahatan perang dan genosida,” kata Koordinator Aksi, M Syauqi Umardian.

Seperti diketahui, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dan pemimpin militer Hamas.

Dalam pernyataan resmi, seperti diberitakan BBC, pada 21 November 2024 , ICC menyatakan majelis praperadilan menolak gugatan Israel atas yurisdiksi pengadilan dan mengeluarkan surat perintah untuk Netanyahu dan Gallant.

Dalam Aksi Bela Palestina di Banda Aceh Surat perintah penangkapan juga dikeluarkan untuk komandan militer Hamas, Mohammed Deif. Sebelumnya, militer Israel mengklaim bahwa Deif tewas dalam serangan udara di Gaza pada bulan Juli.

Para hakim Mahkamah menyatakan bahwa ada dasar yang wajar bahwa ketiga individu disebut memikul tanggung jawab pidana atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan selama perang antara Israel dan Hamas.

Berpedoman informasi tersebut, kata M Syauqi, Benjamin Netanyahu terbukti bersalah. Namun, mereka menyayangkan belum ada penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel tersebut. Selain tuntutan penangkapan Benjamin Netanyahu, massa juga meminta Pemerintah Indonesia dan seluruh negara di dunia memutus semua bentuk hubungan dengan Israel serta pendukungnya. Terutama dukungan dari sisi ekonomi.

Pemerintah Mesir dan Israel diminta untuk membuka Gerbang Rafah agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Palestina. Sebab, banyak bantuan yang terhenti dan tidak bisa masuk melalui gerbang di bagian selatan Jalur Gaza tersebut.

“Kami juga mendorong seluruh negara meningkatkan bantuan kemanusiaan di Gaza. Kalau Rafah terbuka, maka rehabilitasi dan rekonstruksi di Gaza lebih cepat,” ujar M Syauqi.

Selanjutnya, massa turut mengajak seluruh masyarakat Aceh dan dunia untuk tetap memboikot perusahaan serta semua produk yang mendukung penjajahan.  Kemudian, peserta aksi unjuk rasa mengusulkan agar pemerintah menetapkan Hari Solidaritas Nasional untuk Palestina. Hal ini untuk mengingat Palestina yang menjadi salah satu negara awal mendukung kemerdekaan Indonesia dahulu.

“Itu merupakan bentuk nyata bahwa kita mendukung Palestina untuk merdeka,” kata koordinator aksi tersebut.

Aliansi Rakyat Aceh Bela Palestina pun mengajak seluruh masjid, kampus, dayah, dan sekolah di Tanah Rencong maupun Indonesia untuk mengaktifkan edukasi tentang Negeri Para Nabi tersebut.  Tujuannya agar generasi di Aceh dan Indonesia memahami tentang sejarah serta perjuangan Palestina terhadap tanah mereka.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *