Acehupdate.net, BANDA ACEH – Akademisi Ekonomi Pembangunan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Syiah Kuala (USK), Muhammad Ilhamsyah Siregar, menyebutkan hingga saat ini belum ada penelitian yang menyimpulkan bahwa masyarakat Aceh bersifat konsumtif. Namun, beberapa analis kredibel menduga bahwa banyaknya uang yang mengalir keluar dari Aceh memberikan indikasi adanya pola konsumsi yang tinggi.
“Konsumsi adalah penyokong penting perekonomian di banyak daerah termasuk di luar negeri. Kami mendorong agar konsumsi masyarakat ikut membangun pembentukan modal bruto, ada investasi agar konsumsi juga boleh produktif,” kata Muhammad Ilhamsyah, Kamis, 6 Maret 2025.
Melansir AJNN, Muhammad Ilhamsyahmenyarankan agar ada upaya pengembangan industri di Aceh, terutama yang memberikan nilai tambah bagi produk unggulan sektor primer Aceh, misalnya kopi, serai wangi, ikan tuna, dan minyak nilam Aceh.
“Di USK ada atsiri center yang mempelopori pengolahan minyak nilam yang mampu memberikan nilai tambah ekonomi optimal bagi minyak nilam Aceh, yang merupakan minyak nilam terbaik di dunia,” ucapnya.
Menurut Ilhamsyah hal yang paling menonjol adalah mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif. Jika masyarakat lebih konsumtif terhadap produk lokal dibandingkan impor, maka bisa memperkuat ekonomi daerah.
Ia mengusulkan upaya yang dapat dilakukan secara masif, seperti pendidikan keuangan dan kewirausahaan. Dengan adanya kampanye edukasi agar masyarakat lebih sadar terhadap investasi dan pengelolaan keuangan yang baik.
“Langkah selanjutnya adalah pengembangan ekosistem bisnis kreatif, dengan endorong masyarakat untuk tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen. Baik dalam ekonomi digital, kuliner, dan pariwisata,” ucapnya.***