Transformasi Digital Arsip Aceh Terkendala Keterbatasan SDM

BERITA139 Dilihat

BANDA ACEH – Kepala UPT Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) ANRI, Muhamad Ihwan, mengatakan penguatan ekosistem kearsipan digital sangat penting di era modernisasi. Hal ini bertujuan sebagai fondasi tata kelola pemerintahan yang baik, pelestarian budaya, dan pengembangan ilmu pengetahuan.

“Berbagai inovasi digitalisasi telah dilakukan, namun masih banyak pekerjaan rumah untuk menghidupkan kembali Arsip Aceh,” ujar Ihwan dalam peringatan Hari Kearsipan ke-54 di Museum Tsunami, Ahad, 25 Mei 2025.

Ihwan menyebutkan, upaya membangun sistem kearsipan berbasis digital di Aceh sangat relevan, mengingat Aceh memiliki kekayaan budaya dan kearifan lokal yang luar biasa.

“Aceh menjaga jati diri sebagai bagian penting dari bangsa Indonesia. Melalui tertib arsip dan transformasi digital, kita merekam memori kolektif bangsa,” sebutnya.

Ia juga menyoroti tiga warisan dokumenter Aceh yang telah mendapat pengakuan dunia, yakni Arsip Tsunami Samudera Hindia 2004, Hikayat Aceh, dan karya sastra Hamzah Fansuri. Namun, Ihwan mengungkapkan bahwa tantangan terbesar dalam transformasi digital arsip saat ini adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM), terutama yang memiliki kompetensi dan pola pikir digital.

“Transformasi digital bukan hanya soal teknologi, tapi juga kesiapan SDM. Kami terus melakukan pembinaan di berbagai tingkatan, namun tetap dibutuhkan dukungan infrastruktur, anggaran, dan kemauan dari para pemangku kepentingan,” sebutnya.

Senada dengan itu, Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA), Zulkifli, mengatakan bahwa Pemerintah Aceh telah menunjukkan komitmen nyata melalui pembangunan gedung arsip yang representatif serta penambahan formasi jabatan arsiparis.

“Secara kuantitas, SDM kita sudah membaik. Kini fokus kita adalah peningkatan kualitas melalui pelatihan dan pengembangan kompetensi untuk mendukung transformasi digital yang berkelanjutan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Arsiparis Indonesia (AAI) Wilayah Aceh, Ikhsan, mengajak seluruh pihak untuk bersinergi dalam membangun ekosistem kearsipan yang kuat dan berkelanjutan di Aceh.

“Regulasi sudah ada. Tantangannya sekarang adalah bagaimana kita bergerak bersama. Kami berharap, Hari Kearsipan ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen melestarikan arsip sebagai bagian dari memori kolektif bangsa,” tuturnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *