Banda Aceh – Politeknik Kutaraja dan Akademi Analis Farmasi dan Makanan (Akafarma) Banda Aceh kembali berkolaborasi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berfokus pada penguatan kapasitas pelaku usaha mikro berbasis bahan herbal.
Kali ini, kedua institusi pendidikan tersebut melaksanakan Workshop Penentuan Harga Pokok Penjualan (HPP) Produk dan Strategi Penjualan bagi Kelompok UMKM Serbuk Kelor “Berkah Sejahtera” yang berlokasi di Gampong Lam Ara, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh.
Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 16 Oktober 2025, ini merupakan rangkaian lanjutan dari program pengabdian kepada masyarakat Akafarma Banda Aceh yang sebelumnya telah membantu mendirikan kelompok UMKM Berkah Sejahtera melalui program pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiksaintek) tahun anggaran 2025.
Pada tahap awal, Akafarma Banda Aceh telah memberikan pelatihan teknis pembuatan serbuk daun kelor kepada ibu-ibu PKK Gampong Lam Ara serta membantu pembentukan UMKM yang kini telah beroperasi secara mandiri.
Melalui kegiatan lanjutan ini, Politeknik Kutaraja turut mengambil peran penting dalam pendampingan aspek manajerial, khususnya dalam perhitungan biaya produksi dan strategi pemasaran produk agar UMKM dapat berkembang secara berkelanjutan.
Dalam workshop ini, Desy Puspita, SP., MM., selaku Trainer sekaligus Direktur Politeknik Kutaraja, memberikan pelatihan intensif mengenai cara menghitung dan menetapkan Harga Pokok Penjualan (HPP) produk serbuk daun kelor secara akurat.
Selain itu, ia juga membagikan strategi pemasaran yang efektif, mulai dari teknik promosi, pengemasan yang menarik, hingga pengelolaan keuangan usaha.
Pelatihan disampaikan secara interaktif dengan metode diskusi dan simulasi, sehingga para peserta dapat langsung mempraktikkan perhitungan HPP berdasarkan bahan baku dan biaya produksi mereka sendiri.
Ketua pelaksana kegiatan, apt. Nurmalia Zakaria, M.Farm., menyampaikan bahwa pendampingan ini bertujuan agar kelompok usaha Berkah Sejahtera mampu tumbuh menjadi salah satu UMKM berbasis herbal unggulan di Kota Banda Aceh.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap UMKM Serbuk Kelor Berkah Sejahtera mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, bahkan global dengan produk yang berkualitas, memiliki nilai jual jelas, dan strategi pemasaran yang matang,” ujar Nurmalia.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa serbuk daun kelor merupakan produk yang memiliki prospek pasar sangat menjanjikan.
“Kelor terbukti kaya antioksidan yang dapat mencegah penyakit degeneratif, mengandung senyawa fitokimia dengan beragam manfaat kesehatan, serta memiliki kandungan nutrisi tinggi untuk menunjang pertumbuhan anak-anak dan menjaga daya tahan tubuh. Serbuk kelor juga mudah diolah menjadi berbagai produk pangan, camilan sehat, kosmetik herbal, hingga bahan baku obat tradisional,” tambahnya.
Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta secara signifikan. Sebanyak lima anggota inti kelompok UMKM Berkah Sejahtera yang mengikuti pelatihan ini mampu memahami metode perhitungan HPP dengan benar, dengan peningkatan pemahaman mencapai 78 persen dibandingkan sebelum pelatihan.
Peserta juga memperoleh wawasan baru mengenai strategi penjualan digital dan pengembangan merek (branding) untuk meningkatkan daya tarik produk di pasar.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah Gampong Lam Ara dan PKK setempat. Keuchik dan Ketua PKK Gampong Lam Ara, Asrarika, Amd.Keb., turut hadir dan menyediakan ruang pelatihan yang kondusif di aula kantor keuchik.
Dalam sambutannya, Asrarika menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas pendampingan yang dilakukan oleh tim dosen dari dua perguruan tinggi tersebut.
“Kami berharap kelompok usaha Berkah Sejahtera dapat menjadi usaha unggulan Gampong Lam Ara yang mampu mengharumkan nama desa dan menjadi contoh bagi masyarakat lainnya,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menjadi salah satu capaian penting dalam mendukung program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal di tingkat desa. Melalui pembentukan dan pelatihan UMKM herbal, diharapkan pendapatan keluarga dapat meningkat serta mendorong kemandirian ekonomi perempuan.
Dari sisi kebijakan nasional, kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah dalam memperkuat perekonomian melalui pengembangan UMKM berbasis bahan baku lokal.
Selain mendukung visi Asta Cita dalam mendorong kewirausahaan dan peningkatan keterampilan sumber daya manusia, program ini juga berkontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya pada poin Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi serta Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.
Tidak hanya itu, dari perspektif riset nasional, kegiatan ini juga mendukung arah Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) dalam bidang pangan, kesehatan, dan pengembangan desa.
Pemanfaatan kelor sebagai bahan pangan fungsional yang kaya antioksidan dan nutrisi membuka peluang riset lanjutan untuk pengembangan produk herbal, nutraseutikal, dan fitofarmaka di masa mendatang.
Dengan adanya sinergi antara Politeknik Kutaraja, Akafarma Banda Aceh, dan Pemerintah Gampong Lam Ara, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat mampu menciptakan inovasi sekaligus memberdayakan ekonomi lokal berbasis kearifan dan potensi alam daerah.






